Advertisement
Masyarakat Diimbau Waspadai Penyebaran Bakteri TB

Advertisement
Kelompok yang rawan terkena TB adalah anak, lansia, serta orang yang tinggal di lingkungan kumuh
Harianjogja.com, SLEMAN-Masyarakat diminta mewaspadai penyebaran TB (Tuberkulosis). Kelompok yang rawan terkena TB adalah anak, lansia, orang yang tinggal di lingkungan kumuh, lapas/rutan, asrama juga pesantren.
Advertisement
Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Bidang Penanggulangan Penyakit Dinas Kesehatan (Dinkes) Sleman Dulzaini mengatakan, untuk mencegah TB perilaku hidup bersih dan sehat harus dilakukan. Salah satu yang paling mudah dikerjakan dengan membuka jendela dan pintu setiap pagi agar udara dan sinar matahari masuk.
"Jangan membuang dahak di sembarang tempat, tidak merokok dan minum minuman keras, dan aktivitas negatif lainnya," katanya, Senin (5/2/2018).
Menurutnya, ciri-ciri terduga TB yang utama adalah batuk berdahak lebih dari dua minggu. Sementara, ciri yang lain adalah dahak bercampur darah, batuk darah, sesak napas, badan lemas, nafsu makan menurun, berkeringat malam hari tanpa kegiatan fisik, demam lebih dari satu bulan.
"Yang perlu diketahui oleh masyarakat bahwa penyakit TB bukan penyakit keturunan tetapi penyakit yang disebabkan oleh kuman TB. Penyakit ini dapat menular dari penderita kepada orang lain menular langsung melalui percik renik di udara," katanya.
Sumber penularan adalah dahak yang mengandung kuman TB, maka pada waktu batuk atau bersin penderita TB diharapkan dengan menutup dengan tisu atau pelindung lain lain misalnya masker. Pengobatan TB memakan waktu cukup lama dan tidak boleh terputus. Pada tahap awal sekurang-kurangnya enam bulan atau empat bulan setelah konversi biakan.
"Lama pengobatan tahap awal dan tahap lanjutan paling sedikit 18 bulan setelah terjadi konversi biakan, dan lama pengobatan berkisar 19-24 bulan yang terdiri dari pengobatan tahap awal dan tahap lanjutan," katanya.
Indonesia menargetkan penurunan dampak TB pada 2020, 30% penurunan insiden TB, 40% penurunan kematian TB dibandingkan 2014. Target dampak 2015, 50% penurunan insiden TB, 70% [penurunan kematian TB dibandingkan 2014]. Sementara, target dampak pada 2030, 80% penurunan insiden TB, 90% penurunan kematian TB dibandingkan 2014. Adapun target dampak pada 2035 90% penurunan insiden TB, 95% penurunan kematian TB dibanding 2014.
Keterkaitan TB dan angka kematian pada wanita adalah angka kematian ibu akibat persalinan mencapai 10.488/tahun atau 228/100.000 persalinan. Sementara, TB juga penyebab kematian ibu nomor tujuh dan nomor satu untuk indirect obstetric death.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Ketum Garda Indonesia Sebut Prabowo Siapkan Perpres Perlindungan Ojol
Advertisement

Pemkab Boyolali Bangun Pedestrian Mirip Kawasan Malioboro Jogja
Advertisement
Berita Populer
- Jaga Tren Penurunan Angka Kemiskinan, Pemkab Sleman Genjot Program Terpadu
- Dinkes Gunungkidul Selidiki Dugaan Keracunan Menu MBG di Semin
- Pemkab Terapkan Layanan Tiket Online Beti Sakebon di Pantai Selatan Bantul
- Pemkab Bantul Gelar Gerakan Pangan Murah Antisipasi Kenaikan Harga Pokok
- Terbaru! Jadwal KRL Jogja-Solo Rabu 17 September 2025
Advertisement
Advertisement