Advertisement
Berkunjung ke Kraton Jogja, Direktur IMF Disuguhi Lombok Kethok
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA--Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional (IMF) Christine Lagarde mengunjungi Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat, Rabu (28/2/2018) malam. Kasultanan menjamu Christine dengan makanan dan tarian khas.
Mula-mula Christine dan tamu undangan yang lain di jamu minuman sereh, lalu disuguhi makanan? pembuka berupa selada huzar. Kemudian selepas itu disajikan sop timlo.
Advertisement
Selang beberapa waktu, datang makanan utama yang terdiri dari nasi, bebek suwar suwir, udang bago bakar, jamur lada hitam, lombok kethok dan oseng daun pepaya.
Selain dihadiri Gubernur DIY Sri Sultan HB X, jamuan itu juga dihadiri oleh petinggi Pemda DIY seperti Sekretaris Daerah (Sekda) DIY Gatot Saptadi, Kepala Dinas Kebudayaan DIY Umar Priyono, Kepala Dinas Pariwisata Aris Riyanta dan lain lain. Putri bungsu HB X, GKR Bendoro juga nampak ikut hadir.
Dalam sambutannya, Christine mengatakan kunjungannya ke Indonesia bisa dikatakan sebagai kunjungannya terlama ke sebuah negara. Ia sendiri berkunjung ke Indonesia dalam rangka persiapan Pertemuan Tahunan IMF-World Bank di Bali pada Oktober 2018.
Ia mengaku berkunjung ke Keraton Ngayogyakarto Hadiningrat dengan tujuan ingin mengenal budaya kerajaan yang lahir dari rahim Kesultanan Mataram itu. "Saya merasa senang dengan sambutan Sultan," ucapnya.
Sementara HB X dalam sambutannya mengatakan, sengaja menampilkan hiburan berupa tarian khas Keraton karena seni tari adalah salah satu unsur dalam seven universal, yang bisa dijadikan permenungan, ketika jenuh dengan angka-angka. Saat kejenuhan menyerbu, jalan yang bijak adalah menyelam ke danau kebudayaan.
"Di sana airnya sebening sang kudus dan sebiru nirmala. Dengan metafora itu ingin menyampaikan budaya bisa jadi arus utama menjinakkan dimensi ekonomi yang kerap menimbulkan konflik. Saat ini waktu yang tepat menunjukkan kepada cendikiawan dunia bahwa kebudayaan mampu mempertajam imajinasi para pelakunya," ujar HB X.
Hal itu, sambungnya, sejalan dengan pemikiran budayawan Lévi-Strauss, yang menyatakan bahwa seluruh dinamika perubahan, kreativitas dan kebangkitan ekonomi bisa jadi penuntun dan tidak bertabrakan dengan budaya, tapi sebaliknya malah menciptakan harmoni antarbudaya.
"Dalam rangka pemikiran itu, IMF dan Bank Dunia punya potensi besar merubah paradigma ekonomi ke arah pendekatan budaya yang lebih soft. Harapannya substansi itu bisa dibawa dalam Annual Meeting di Bali," tutup Sang Raja.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
- Drama Penyaliban Yesus di Gereja St Antonius Purbayan Solo Isi Rangkaian Paskah
- Didukung Tol dan Ragam Destinasi, Soloraya Makin Ramai Dikunjungi Wisatawan
- 26 Pelaku Prostitusi Ditangkap Polres Klaten saat Operasi Pekat Candi 2024
- Menilik Kesuksesan Kaliwedi Sragen Kembangkan Agrowisata hingga Waterboom
Berita Pilihan
Advertisement
Jelang Lebaran, PLN Hadirkan 40 SPKLU Baru di Jalur Mudik untuk Kenyamanan Pengguna Mobil Listrik
Advertisement
Mengenal Pendopo Agung Kedhaton Ambarrukmo, Kediaman Sultan Hamengku Buwono VII
Advertisement
Berita Populer
- Lokasi dan Waktu Penukaran Uang Baru di Jogja dan Sekitarnya, Berikut Caranya
- Simak Jadwal Pekan Suci 2024 Gereja Katolik di Jogja
- Rekomendasi Makanan Takjil Tradisional di Pasar Ramadan Kauman Jogja
- Dukung Kelestarian Lingkungan, Pemda DIY Mulai Terapkan Program PBJ Berkelanjutan
- BREAKING NEWS: Gempa Bumi Magnitudo 5 Guncang DIY, Ini Lokasi Pusatnya
Advertisement
Advertisement