Advertisement

Ada Perang-Perangan di Balai Kota

Salsabila Annisa Azmi
Rabu, 04 April 2018 - 16:20 WIB
Arief Junianto
Ada Perang-Perangan di Balai Kota Scene masa pembangunan kembali Kota Jogja yang direka ulang oleh Komunitas Djokjakarta 45 di Halaman Balai Kota Jogja, Rabu (4/4). (Salsabila Annisa Azmi/JIBI - Harian Jogja)

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA-Beberapa orang dengan seragam tentara Belanda mulai memasuki pelataran Balai Kota Jogja sembari membawa bendera Belanda. Beberapa di antara mereka mengendarai tank. Dari sisi timur, pasukan berseragam veteran sontak menyerbu mereka. 
        Aksi teatrikal perjuangan pahlawan mempertahankan kemerdekaan Indonesia itu ditampilkan di Balai Kota, Rabu (4/4). Aksi teatrikal yag digagas oleh Komunitas Djokjakarta 45 tersebut terdiri dari beberapa scene. Adegan pertama, pembacaan proklamasi oleh Soekarno. Pemeran pun menggunakan pakaian menyerupai presiden pertama RI tersebut dan melakukan gerak-gerik penuh wibawa.
        Scene kedua menggambarkan Serangan Umum 1 Maret, suasana tahun 1949 di mana Belanda berusaha merebut kembali kemerdekaan Indonesia melalui agresi militernya. Belanda mengklaim pada dunia bahwa pemerintahan Indonesia sudah mati. 
        Di sini lah komunitas Djokjakarta 45 menggunakan properti pistol mainan dan bunyi-bunyian sebagai bom. Para lakon berakting tertembak dan berjibaku melindungi rekan mereka saat berperang.
        Adegan ditutup dengan suasana saat Belanda menarik pasukannya dari Kota Jogja. Terlihat beberapa anggota komunitas mulai dari anak SD sampai ibu rumah tangga memasuki pelataran Balai Kota dengan berbagai macam kostum mulai dari anak sekolah sampai ibu-ibu.
        Anggota Komunitas Djokjakarta 45, Jefri, mengatakan anggota komunitas terdiri dari berbagai rentang usia. Mulai dari murid SD kelas III sampai Ibu Rumah Tangga dan anggota Kodim Jogja. 
       "Kami menggambarkan suasana saat proklamasi, berperang, dan akhirnya merdeka sampai masuk masa pembangunan. Supaya pemirsa tetap ingat para pahlawan yang gugur," kata Jefri, Rabu (4/4).
        Jefri mengatakan beberapa bulan sebelumnya, Komunitas Djokjakarta 45 juga menggelar aksi teatrikal Perang Paregreg di Benteng Vredeburg. 
        Menurutnya itu merupakan pementasan terbesar komunitas. Soal penampilan di Balaikota hari ini saat peresmian program TMMD, Jefri mengatakan penampilan tersebut merupakan pertama kalinya. "Kami ada latihan juga. Pokoknya keberadaan kami untuk mengingatkan masyarakat Jogja untuk merawat sejarah kota ini," kata Jefri yang kala itu berperan sebagai veteran.

Advertisement

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Dipimpin Nana Sudjana, Ini Sederet Penghargaan Yang Diterima Pemprov Jateng

News
| Kamis, 25 April 2024, 17:17 WIB

Advertisement

alt

Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 19:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement