Advertisement
Ada Perang-Perangan di Balai Kota
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA-Beberapa orang dengan seragam tentara Belanda mulai memasuki pelataran Balai Kota Jogja sembari membawa bendera Belanda. Beberapa di antara mereka mengendarai tank. Dari sisi timur, pasukan berseragam veteran sontak menyerbu mereka.
Aksi teatrikal perjuangan pahlawan mempertahankan kemerdekaan Indonesia itu ditampilkan di Balai Kota, Rabu (4/4). Aksi teatrikal yag digagas oleh Komunitas Djokjakarta 45 tersebut terdiri dari beberapa scene. Adegan pertama, pembacaan proklamasi oleh Soekarno. Pemeran pun menggunakan pakaian menyerupai presiden pertama RI tersebut dan melakukan gerak-gerik penuh wibawa.
Scene kedua menggambarkan Serangan Umum 1 Maret, suasana tahun 1949 di mana Belanda berusaha merebut kembali kemerdekaan Indonesia melalui agresi militernya. Belanda mengklaim pada dunia bahwa pemerintahan Indonesia sudah mati.
Di sini lah komunitas Djokjakarta 45 menggunakan properti pistol mainan dan bunyi-bunyian sebagai bom. Para lakon berakting tertembak dan berjibaku melindungi rekan mereka saat berperang.
Adegan ditutup dengan suasana saat Belanda menarik pasukannya dari Kota Jogja. Terlihat beberapa anggota komunitas mulai dari anak SD sampai ibu rumah tangga memasuki pelataran Balai Kota dengan berbagai macam kostum mulai dari anak sekolah sampai ibu-ibu.
Anggota Komunitas Djokjakarta 45, Jefri, mengatakan anggota komunitas terdiri dari berbagai rentang usia. Mulai dari murid SD kelas III sampai Ibu Rumah Tangga dan anggota Kodim Jogja.
"Kami menggambarkan suasana saat proklamasi, berperang, dan akhirnya merdeka sampai masuk masa pembangunan. Supaya pemirsa tetap ingat para pahlawan yang gugur," kata Jefri, Rabu (4/4).
Jefri mengatakan beberapa bulan sebelumnya, Komunitas Djokjakarta 45 juga menggelar aksi teatrikal Perang Paregreg di Benteng Vredeburg.
Menurutnya itu merupakan pementasan terbesar komunitas. Soal penampilan di Balaikota hari ini saat peresmian program TMMD, Jefri mengatakan penampilan tersebut merupakan pertama kalinya. "Kami ada latihan juga. Pokoknya keberadaan kami untuk mengingatkan masyarakat Jogja untuk merawat sejarah kota ini," kata Jefri yang kala itu berperan sebagai veteran.
Advertisement
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Dipimpin Nana Sudjana, Ini Sederet Penghargaan Yang Diterima Pemprov Jateng
Advertisement
Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali
Advertisement
Berita Populer
- Jadwal Pemadaman Listrik Kamis 25 April 2024, Giliran Sleman, Kota Jogja dan Kulonprogo
- Program Transmigrasi, DIY Dapat Kuota 16 Kepala Keluarga
- Korban Apartemen Malioboro City Bakal Bergabung dengan Ratusan Orang untuk Aksi Hari Buruh
- Warga Kulonprogo Ajukan Gugatan Disebut Nonpribumi Saat Balik Nama Sertifikat, Sidang Ditunda Lagi
- Biro PIWPP Setda DIY Gencarkan Kampanye Tolak Korupsi
Advertisement
Advertisement