Advertisement
3 Desa di Bantul Jadi Sentra Kakao

Advertisement
Harianjogja.com, BANTUL -- Dinas Pertanian Pangan Kelautan dan Perikanan (DP2KP) menetapkan tiga desa di Kecamatan Dlingo sebagai sentra produksi kakao di Bantul. Penanaman sudah dimulai sejak 2016 lalu dengan menanam 50.000 bibit kakao dan diharapkan di 2019 mendatang sudah mulai berbuah.
Ketiga wilayah yang direncanakan sebagai sentra kakao meliputi Desa Muntuk, Mangunan dan Terong. Kepala DP2KP Bantul Pulung Haryadi mengatakan untuk saat ini proses budi daya kakao di tiga desa masih dalam pemeliharaan dengan melibatkan masyarakat setempat. Menurut dia, upaya dalam membentuk sentra kakao di Kecamatan Dlingo tidak hanya memberikan bantuan benih. Namun juga proses pendampingan dalam proses budi daya.
“Untuk pendampingan sudah dilakukan baik melalui pendamping lapangan maupun petugas yang dimiliki oleh dinas sehingga budi daya berjalan dengan baik,” kata Pulung, Rabu (18/4/2018).
Dia mengungkapkan proses perkembangan tanaman kakao berjalan dengan baik. Ditargetkan tahun depan puluhan ribu tanaman tersebut sudah bisa berbuah dan diproduksi untuk pembuatan cokelat.
“Memang ada serangan hama, tetapi dengan pendampingan yang intensif bisa ditangani dengan baik,” katanya.
Dijelaskan Pulung, penetapan tiga desa sebagai sentra kakao bertujuan untuk menunjang sektor pariwisata di kawasan Mangunan yang berkembang dengan pesat. Selain itu, dari sisi geografis ketiga kawasan juga sangat cocok untuk pengembangan budi daya cokelat. “Jadi kalau sudah berproduksi bisa menambah alternatif lain setelah keberadaan kebun buah di kawasan Mangunan,” ucapnya.
Guna menunjang program budi daya kakao, Pulung mengaku sudah berencana mendirikan dua rumah produksi cokelat. Hanya, untuk pendirian masih menunggu proses tanaman kakao berbuah. “Mudah-mudahan di tahun depan sudah bisa dianggarkan karena diperkirakan kakao yang ditanam sudah mulai berbuah,” katanya.
Kepala Bagian Pelayanan Desa Terong, Lanjar Nurhadi mengatakan budi daya kakao di wilayahnya masih dalam tahap awal. Menurut dia, jumlah benih yang ditanam warga belum banyak dan sekarang masih dalam proses pemeliharaan.
“Belum berbuah dan masih dalam masa pertumbuhan,” katanya.
“Mudah-mudahan penanaman dapat berhasil sehingga buah kakao yang dihasilkan dapat bermanfaat untuk meningkatkan kesejahteraan warga,” katanya. (David Kurniawan)
Advertisement
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement

Kemenpar Promosikan Wisata Bahari Raja Ampat ke Amerika dan Eropa
Advertisement
Berita Populer
- Sekolah Sehat Jiwa Garda Terdepan Deteksi Dini Masalah Psikologis Pelajar
- Jadwal KRL Solo Jogja, 30 September 2025, Berangkat dari Stasiun Palur
- Jadwal KA Bandara YIA dan KA Bandara YIA Xpress, 30 September 2025
- Harga Cabai Merah Keriting di Bantul Tembus Rp40.000
- Jadwal KRL Jogja Solo Berangkat dari Stasiun Tugu, 30 September 2025
Advertisement
Advertisement