Advertisement

Promo November

Aksi Demo Ricuh di Pertigaan UIN Disusupi?, Begini Klaim Polisi

Irwan A Syambudi
Jum'at, 04 Mei 2018 - 07:50 WIB
Bhekti Suryani
Aksi Demo Ricuh di Pertigaan UIN Disusupi?, Begini Klaim Polisi Ricuh saat demo hari buruh berujung pembakaran pos polisi di Pertigaan UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta, Selasa (1/5 - 2018)

Advertisement

Harianjogja.com, SLEMAN- Polda DIY membantah ada penyusupan dalam aksi demonstrasi yang digelar mahasiswa di Pertigaan UIN Sunan Kalijaga Jogja, Selasa (1/5/2018) lalu yang berujung ricuh berupa pembakaran pos polisi.

Direktur Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda DIY, Kombes Pol Hadi Utomo menampik adanya penyusupan yang dinyatakan mahasiswa.

Advertisement

"Tidak ada [penyusup] saya tidak pernah mengatakan seperti itu. Faktanya ada kegiatan unjuk rasa, kemudian berakhir ricuh dan anarkis, faktanya Pos Polisi dirusak," kata dia, Kamis (3/5/2018).

Sementara itu mengenai kemungkinan adanya aktor utama ataupun orang yang mendanai aksi demo pada peringatan Hari Buruh itu pihaknya masih akan melakukan penyelidikan.

"Untuk biaya, kami akan menelusuri kembali. Sementara untuk spanduk mereka sendiri, tapi kami tak percaya begitu saja kalau itu [biaya dari] mereka sendiri. Kami telisik lagi, dan akan kami dalami dan melibatkan pihak lain seperti instansi lain perbankan dan OJK [Otoritas Jasa Keuangan]," ujarnya.

Koalisi mahasiswa yang tergabung dalam Gerakan Aksi Satu Mei (Geram) sebelumnya membantah terlibat dalam aksi pembakaran pos polisi di pertigaan UIN Sunan Kalijaga, Jogja pada peringatan hari buruh, Selasa (1/5/2018).

Geram menilai aksi mahasiswa disusupi orang tak dikenal berpakaian hitam dan mengenakan penutup wajah.

Faizi Zain, Ketua PC PMII yang merupakan salah satu elemen Geram saat dikonfirmasi Harianjogja.com menceritakan saat massa aksi diwakili Kordum hendak melakukan pernyataan sikap (bertanda akan berakhirnya aksi), tanpa sepengetahuan Kordum, masuk sekolelompok orang dengan ciri-ciri berpakaian gelap (hitam), memakai jaket, penutup kepala serta penutup wajah, mereka tiba-tiba merusak dan membakar pos polisi menggunakan bom molotov, melakukan vandalisme serta tindakan-tindakan anarkis lainnya yang memancing keributan dan merugikan.

Ia juga menegaskan massa aksi tak pernah membuat tulisan provokasi soal "Bunuh Sultan" yang kini viral di media sosial. "Tulisan bunuh Sultan dan lainnya itu bukan dari massa aksi yang resmi. Tulisan itu ada di pertengahan aksi," tegas Faizi Zain, Rabu (2/5/2018).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

687 Warga Negara Asing Terjaring Operasi Jagratara, Pelanggaran Izin Tinggal Mendominasi

News
| Jum'at, 22 November 2024, 12:27 WIB

Advertisement

alt

Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism

Wisata
| Selasa, 19 November 2024, 08:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement