Advertisement
Lambang Kraton Jogja Muncul di Kaus, Cuitan GKR Hayu Bikin Ramai Netizen
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA- Netizen di media sosial heboh gara-gara lambang terkait dengan Kraton Jogja dipakai pada desain kaus. Kehebohan itu awalnya dipicu sebuah cuitan dari putri Kraton Jogja, GKR Hayu.
Sosial media ramai dengan cuitan putri ke-4 Sri Sultan HB X, Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Hayu di akun Twitter-nya. Cuitan itu terkait sebuah papan reklame yang mempromosikan desain baju kaus bergambar lambang Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat.
Advertisement
Lambang tersebut yakni lambang HaBa atau Praja Cihna. Dalam Twitter-nya, GKR Hayu juga memposting foto papan reklame tersebut. Diketahui, desain kaus bergambar lambang Kasultanan Ngayogyakarta itu dibuat oleh salah satu toko retail yang menjual sejumlah brand lokal. Seperti kaus, batik hingga kerajinan tangan.
Dalam cuitannya, GKR Hayu meminta pengguna lambang kasultanan itu untuk memahami dan mengerti akan produk apa serta lambang apa yang hendak dijual.
"Cobalah untuk ngerti dan ngerumangsani, sakjane yang kalian jual itu apa? " tulis @GKRHayu.
Ia menjelaskan, lambang tersebut di reklame itu adalah Praja Cihna, sebuah lambang Kasultanan Ngayogyakarta Hadinigrat yang dipakai untuk bangunan dan surat resmi.
Praja Cihna sendiri ada dua, pertama merupakan lambang institusi Kasultanan, kedua adalah lambang pribadi Sri Sultan HB X.
"Dalam contoh ini [reklame] yang dijual adalah lambang pribadi Sultan HB X. Jadi tolong pertimbangkan, sebelum kalian jual atau modif untuk lambang kalian sendiri," kata GKR Hayu dalam laman twitternya.
Sementara itu, Lilik Andi Ariyanto selaku Kepala Bidang Penegakan Undang-Undang mengaku belum ada laporan terkait reklame yang menjual lambang Sultan HB X.
"Belum ada laporan ke kita, " kata Lilik saat dihubungi melalui telepon.
Namun pihaknya akan melakukan pembongkaran reklame yang dinilai tak berizin. Ia menyebut banyak baliho atau reklame tak mengantongi izin dari Pemerintah Kota Jogja.
"Reklame banyak yang gak berizin, kita akan lakukan penegakkan," ucap Lilik.
Cuitan itu ditanggapi beragam oleh netizen. Salah satunya akun @azharikadv. Ia menulis : "Kayanya dari Kraton gk ada larangan, stiker lambang keraton dari dulu banyak dijual, tapi bentuknya sesuai (gak ada modifikasi). Pun biasnaya orang Jogja yg makai stiker tersebut meniatkan lambang itu sebagai identitas diri. Om2 saya yg rantau pada masang ini di motor/pintu rumahnya".
Ada pula yang menulis : "Dimohonkan pendaftaran patent ke Dirjen HAKI, jadi ada legalitasnya. Maklum anak muda sekarang kreativitasnya tinggi," tulis akun @pras819.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Suara
Berita Lainnya
- Bersahabat! Tidak Ada Hujan di Wonogiri pada Prakiraan Cuaca Sabtu 27 April
- Garuda Selangkah Lagi Menuju Paris, Ini Fakta tentang Olimpiade Melbourne 1956
- Satu Kemenangan Lagi menuju Olimpiade Paris, STY: Percayai Saya, Ikuti Saya!
- Koalisi Berkah Pecah, Hari Wuryanto Bakal Maju sebagai Calon Bupati Madiun 2024
Berita Pilihan
Advertisement
1.119 WNI Berhasil Dipulangkan ke Tanah Air dari Zona Konflik hingga Bencana Alam
Advertisement
Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali
Advertisement
Berita Populer
- Rute, Tarif dan Jalur Bus Trans Jogja, Yuk Cek di Sini
- Jadwal Pemadaman Jaringan Listrik di Kota Jogja Hari Ini, Cek Lokasi Terdampak di Sini
- Top 7 News Harianjogja.com, Jumat 26 April 2024 dari soal Sampah hingga Gugatan ke KPU
- Waspadai Potensi Hujan Lebat dan Petir Siang Ini di Jogja dan Sekitarnya
- Punya Inovasi 5 Klaster, Rejowinangun Masuk Lima Besar Kelurahan Terbaik Se-Kota Jogja
Advertisement
Advertisement