Advertisement
Pagi Ini, Gunung Merapi Diselimuti Kabut
Gunung Merapi Waspada, Selasa (22/5/2018). - Harian Jogja/Desi Suryanto
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA-Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi, menyebutkan visual Gunung Merapi (2.965 mdpl) pada Senin (9/7/2018) pagi, diselimuti kabut sehingga dari Kaliurang, Sleman tidak teramati secara visual.
"Visual Gunung Merapi berkabut, cuaca mendung," tulis akun twitter resmi BPPTKG dikutip di Jogja, Senin.
Advertisement
BPPTKG, melalui akun twitter menyebutkan berdasarkan pengamatan dari Pos Pengamatan Gunung Merapi (PGM) Kaliurang, Sleman selain berkabut, suhu udara di gunung teraktif di Indonesia itu tercatat 19,4 derajat Celcius, kelembaban 87 persen RH, tekanan udara 919.8 HPA, dan angin tenang.
Sementara itu, laporan terakhir berdasarkan pemantauan BPPTKG pada 8 Juli 2018 pukul 00.00 WIB hingga 06.00 WIB menyebutkan masih terekam adanya aktivitas kegempaan di Gunung Merapi. Di antaranya gempa guguran terjadi sebanyak dua kali dengan amplitudo 1,5-4 mm, dan durasi 23-38 detik, gempa hybrid atau gempa fase banyak 1 kali dengan amplitudo 2 mm, dan durasi 8,1 detik, dan gempa tektonik jauh empat kali dengan amplitido 1,1-25 mm, dan durasi 59-136,76 detik.
BACA JUGA
Dengan berbagai aktivitas yang terekam tersebut disimpulkan bahwa aktivitas vulkanik Gunung Merapi masih cukup tinggi dan dinyatakan masih dalam status waspada atau level II.
Dengan status tersebut, kegiatan pendakian Gunung Merapi hingga saat ini tidak direkomendasikan kecuali untuk kepentingan penyelidikan dan penelitian berkaitan dengan upaya mitigasi bencana.
"Radius 3 km dari puncak Gunung Merapi agar dikosongkan dari aktivitas penduduk. Masyarakat yang tinggal di KRB lll mohon meningkatkan kewaspadaan terhadap aktivitas Gunung Merapi," demikian imbauan BPPTKG.
Gunung Merapi yang berada di perbatasan DIY dan Jawa Tengah terakhir meletus tiga kali pada 1 Juni 2018.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Puncak Arus Nataru, Hampir 1 Juta Kendaraan Tinggalkan Jabodetabek
Advertisement
Mencicipi Jaja Bendu dan Lawar Klungah, Ikon Kuliner Jembrana
Advertisement
Berita Populer
Advertisement
Advertisement



