Advertisement

Promo November

Dituding Cemari Lingkungan, Perusahaan Ini Ternyata Belum Punya Dokumen Amdal

Jalu Rahman Dewantara
Selasa, 11 September 2018 - 21:20 WIB
Arief Junianto
Dituding Cemari Lingkungan, Perusahaan Ini Ternyata Belum Punya Dokumen Amdal Suasana peternakan ayam milik PT Widodo Makmur Unggas di Desa Pacarejo, Kecamatan Semanu, Gunungkidul, Selasa (11/9/2018). - Harian Jogja/Jalu Rahman Dewantara

Advertisement

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—Perusahaan peternakan ayam, PT Widodo Makmur Unggas (WMU) di kawasan Geopark Gunung Sewu atau tepatnya di Desa Pacarejo, Kecamatan Semanu, belum memiliki dokumen Analisis Dampak Lingkungan (Amdal). "Amdal belum turun, proses perizinnya di provinsi oleh Dinas PUP-ESDM DIY," kata Bupati Gunungkidul, Badingah, Selasa (11/9/2018).

Meski begitu dia optimistis dokumen tersebut akan segera dilengkapi. Dia pun berharap proses ini segera tuntas sebab keberadaan peternakan ayam sebagai upaya menyejahterakan masyarakat.

Advertisement

Badingah juga menjamin keberadaan peternakan ayam ini tidak akan merusak alam, khususnya kawasan lindung karst. Pihak pengelola peternakan sendiri lanjutnya sedang berupaya melengkapi dokumen-dokumen penunjang.

Merujuk data tata ruang Kabupaten Gunungkidul, lokasi pembangunan paternakan ayam PT WMU tidak menyalahi aturan. Pasalnya Desa Pacarejo, Kecamatan Semanu memang ditetapkan sebagai tempat usaha peternakan ayam.

Sebelumnya, pengelola Gua Jomblang dan kawasan Geopark Gunung Sewu, Gunungkidul, Cahyo Alkantana menilai berdirinya peternakan ayam milik PT WMU di kawasan Geopark Gunung Sewu dikhawatirkan mengganggu ekosistem alam. Limbah dari peternakan kata dia bisa mencemari lingkungan.

Cahyo menjelaskan lokasi peternakan ayam ini berada di lingkaran 1 zona inti Gunung Sewu, juga zona inti wisata gua-gua dan telaga karst. Lokasi tersebut merupakan jalur pertemuan empat sungai utama bawah tanah yakni Sumuluh Seropan, Jomblang Grubug, Bribin dan Ngingrong.

Itu yang jadi kekhawatirannya, sebab keberadaan peternakan ini ditakutkan akan menghasilkan limbah yang nanti dibuang ke sungai-sungai bawah tanah. "Padahal sungai tersebut dimanfaatkan untuk sumber air minum dan kegiatan wisata, jika dibiarkan bisa rusak semuanya. Selain itu kawasan Geopark Gunungsewu juga dilindungi," ucapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

BMKG Imbau Masyarakat Waspadai Potensi Cuaca Ekstrem Periode Natal 2024 dan Tahun Baru 2025

News
| Minggu, 24 November 2024, 08:57 WIB

Advertisement

alt

Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism

Wisata
| Selasa, 19 November 2024, 08:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement