Advertisement
Kemarau Panjang, Embung Nglanggeran Mengering

Advertisement
Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL– Kemarau panjang yang terjadi di wilayah Gunungkidul berdampak terhadap mengeringnya Embung Nglanggeran di Desa Nglanggeran, Patuk. Hal ini terjadi karena debit air di embung digunakan untuk menyelamatkan ribuan pohon buah di kawasan tersebut.
Pengelola Ekowisata Desa Nglanggeran, Sugeng Handoko mengatakan, mengeringnya debit air di embung Ngalenggeran sudah terjadi sejak beberapa minggu lalu. Meski demikian, ia tidak khawatir dengan kejadian tersebut karena kawasan embuang masih tetap menjadi destinasi wisata yang menarik. “Tidak ada airnya sama sekali sehingga kondisi embung tinggal lapisan geomembran yang berfungsi untuk menampung air,” kata Sugeng kepada wartawan, Jumat (12/10/2018).
Advertisement
Menurut dia, mengeringnya embung tidak lepas dari musim kemarau yang melanda wilayah Gunungkidul. Dampak dari kemarau menyebabkan krisis air yang mengancam tanaman buah di sekitar embung. Warga pun berinisiatif menyelamatkan ribuan pohon kelengkeng dan durian dengan memanfaatkan air di dalam embung. “Sejak dua bulan lalu sudah dilakukan penyedotan untuk menyirami tanaman buah yang mencapai 1.000 pohon,” tuturnya.
Sugeng menjelaskan, sebelum dilakukan penyedotan warga telah bersepakat memanfaatkan air embung untuk menyirami tanaman buah di Nglanggeran. “Penyiraman dilakukan agar tidak terjadi kegagalan panen buah,” ungkapnya.
Meski air di embung sudah mengering, Pelopor desa wisata ini tidak merasa khawatir karena kondisi tersebut bisa menjadi daya tarik sendiri untuk berfoto-foto di dasar embung. “Pengunjung bisa melihat dan berfoto di dasaran embung. Tapi pesan kami harus dijaga sehingga kebersihan dan lokasi embung tidak rusak,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Ada Potensi Kerugian Negara Rp18,19 Triliun, Berikut 5 Fakta Temuan BPK
Advertisement

Jelang Natal Saatnya Wisata Ziarah ke Goa Maria Tritis di Gunungkidul, Ini Rute dan Sejarahnya
Advertisement
Berita Populer
- Serahkan DIPA dan Buku Alokasi TKD 2024, Belanja Negara di DIY 2024 Naik 12,08 Persen
- Soal Video Ade Armando Senggol Keistimewaan DIY, GKR Hemas: Pasti Itu Pesanan, Tapi Yo Gak Popo
- Dishub Jogja Petakan Titik Parkir Liar Jelang Libur Akhir Tahun, Ini Salah Satunya
- Desentralisasi Pengelolaan Sampah, ORI DIY: Penutupan TPA Piyungan Tidak Sesuai Perda
- Pasar Murah di Alkid, Cabai Rp5 Ribu per Ons Habis Diserbu Warga
Advertisement
Advertisement