Advertisement
Sleman Bebas BABS, 90,51% Warga Sudah Gunakan Jamban Sehat Permanen
Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN—Kabupaten Sleman sudah terbebas dari perilaku buang air besar sembarangan (BABS). Hingga saat ini tercatat sudah ada 294.081 kepala keluarga (KK) atau 90,51% warga menggunakan jamban sehat permanen.
Wakil Bupati Sleman, Sri Muslimatun, mengatakan dalam sanitasi total berbasis masyarakat (STBM), salah satu pilarnya yakni bebas dari BABS. "Di Sleman salah satu pilar yaitu bebas dari BABS sudah terwujud," katanya saat mendapat penghargaan sebagai kabupaten/kota terbaik se-Indonesia dalam upaya STBM berkelanjutan, Kamis (18/10/2018) pekan lalu.
Advertisement
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Sleman, akses sanitasi di Sleman tahun ini sudah ada sebesar 294.081 KK atau 90,51% yang menggunakan jamban sehat permanen. Namun masih ada 12.767 KK atau 3,93% menggunakan jamban sehat semi permanen. Sisanya yaitu 18.068 KK atau 5,56% menggunakan jamban sehat permanen dan jamban sehat semi permanen.
Secara nasional Kementerian Kesehatan mencatat ada satu provinsi dan 21 kabupaten/kota yang telah mencapai 100% bebas dari BABS. Menurut Sri Muslimatun, di Sleman Pemkab tidak hanya berhenti di bebas BABS saja, tetapi mencoba untuk mengampanyekan pilar STBM yang lain yaitu cuci tangan pakai sabun, pengamanan air minum dan makanan rumah tangga, pengamanan sampah rumah tangga, dan pengamanan limbah cair rumah tangga. "Di tahun ini 12 desa dari 86 desa di Sleman mendeklarasikan diri sebagai Desa STBM yang mengimplementasikan lima pilar STBM," ujar Sri Muslimatun.
Dalam memberikan fasilitas sanitasi yang bersih, tahun ini Pemkab Sleman membangun beberapa fasilitas sanitasi bagi masyarakat. Kabid Kebersihan dan Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Sleman, Junaidi, mengatakan jajarannya membangun Instalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL) individu di delapan kecamatan yaitu Kecamatan Gamping 150 unit; Berbah 150 unit; Tempel 392 unit; Sayegan 127 unit; Moyudan 233 unit; Pakem 70 unit; Godean 181 unit; dan Mlati 194 unit.
"Selain IPAL individu, juga ada IPAL komunal bagi 1.000 KK tetapi secara bertahap dibangun sampai 2020," ujarnya, Senin (22/10/2018). Ia berharap agar pembangunan IPAL tersebut bisa mengurangi dampak dari masih banyaknya sanitasi tidak layak dan tercemarnya lingkungan akibat air limbah domestik.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Seorang Polisi Berkendara dalam Kondisi Mabuk hingga Tabrak Pagar, Kompolnas: Memalukan!
Advertisement
Pengunjung Kopi Klotok Membeludak Saat Libur Lebaran, Antrean Mengular sampai 20 Meter
Advertisement
Berita Populer
- Jadwal Baru KRL Solo Jogja Berangkat dari Stasiun Palur, Jumat 19 April 2024
- Libur Lebaran Usai, Berikut Jadwal dan Tarif Terbaru Bus Damri dari Jogja ke Bandara YIA
- Top 7 News Harianjogja.com Jumat 19 April 2024, Timnas Indonesia Kalahkan Australia, Bus Terbakar di Gamping
- Cuaca DIY Hari Ini Jumat 19 April 2024: Jogja, Sleman dan Gunungkidul Hujan Lebat Disertai Petir
- Kapolresta Jogja Klaim Angka Kejahatan Jalanan Dapat Ditekan Selama Libur Lebaran 2024
Advertisement
Advertisement