Advertisement
UGM Akan Buka Teknik Infrastruktur Lingkungan

Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN--Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan, Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada (UGM) berencana membuka Program Studi (Prodi) S-1 bidang Teknik Infrastruktur Lingkungan (TifL) atau Enviromental Infrastructure Engineering pada semester gasal 2019/2020. TifL menggunakan pendekatan problem solver untuk menyelesaikan masalah sanitasi dan lingkungan.
Ketua Pembentukan Prodi TifL Budi Kamulyan mengatakan masalah sanitasi dan lingkungan di antaranya adalah masalah sampah, air bersih dan air limbah, drainase perkotaan dan pengendalian pencemaran air dan pengelolaan kuantitas dan kualitas air di sumber-sumber air.
"Jika dibandingkan Program Studi Teknik Lingkungan pada umumnya, TifL berorientasi memenuhi kebutuhan pembangunan infrastruktur di lingkup pekerjaan keteknikan Kementerian Pekerjaan Umum Cipta Karya dalam bidang air minum, air limbah, drainase perkotaan dan persampahan," katanya Selasa (13/11/2018).
S-1 TifL berada di bawah Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan (DTSL) dan sejajar dengan lima prodi yang sudah berdiri yaitu Prodi S-1 Teknik Sipil, Prodi S-2 Teknik Sipil, Prodi S-3 Ilmu Teknik Sipil, Program Studi Magister Sistem dan Teknik Transportasi, dan Program Studi Magister Teknik Pengelolaan Bencana Alam.
Advertisement
Untuk membahas rencana pembukaan prodi baru tersebut, Panitia Pembentukan Prodi TifL menggelar focus group discussion di University Club (UC) UGM. FGD yang mengundang perwakilan Kementerian PUPR, anggota tim percepatan pelaksanaan program prioritas dan perumahan rakyat, kepala dinas PU Perumahan dan Kawasan Permukiman, sampai para praktisi ini bertujuan menghimpun saran dan masukan untuk menyempurnakan struktur kurikulum prodi TifL.
Pejabat Fungsional Teknik Penyehatan Lingkungan Utama Direktorat Jenderal Cipta Karya PUPR Rina Agustin Indriani mengatakan 54% jumlah penduduk Indonesia yang mencapai lebih dari 250 juta orang tinggal di perkotaan. Namun yang mendapatkan akses air minum hanya 72% dan akses sanitasi air limbah hanya 62%.
"Artinya banyak yang belum mendapatkan akses itu," katanya kepada Harian Jogja sebelum menjadi pembicara dalam FGD tersebut.
Menurutnya, sarana infrastruktur yang mendukung masyarakat perkotaan mencukupi kebutuhan hariannya masih terbatas. Untuk sistem pengolahan air limbah misalnya, baru ada di 13 kota di Indonesia. Lima di antaranya DIY, Jakarta, Bandung, Medan, dan Makassar. Seharusnya, kata dia, setiap kota mempunyai sistem pengolahan air limbah karena sarana ini berpengaruh pada kesehatan masyarakat.
Untuk itu, dengan rencana dibukanya Prodi TifL ini akan membantu pemerintah dalam menciptakan manusia yang profesional di bidang pemecahan masalah infrastruktur lingkungan. Menurutnya, selama ini prodi yang ada belum fokus kepada infrastruktur lingkungan. Selama ini hanya masuk ke Prodi Teknik Lingkungan. "Materi pengolahan air minum, pengolahan sampah, masih terbatas pada pengolahan agar tidak mencemari," katanya.
Ia juga melihat banyak fakultas teknik yang berkualitas di Indonesia. Namun tenaga ahli yang berkompeten mulai dari merencanakan, mendesain, meriset sampai menghasilkan sarana infrastruktur lingkungan yang efektif masih kurang. Harapannya, para lulusan TifL bisa memenuhi kebutuhan itu dan mengaplikasikan standar yang ditetapkan pemerintah, seperti standar air minum.
"Dalam standar air minum yang sudah ditetapkan pemerintah, akademisi bisa ambil bagian dalam praktiknya misalnya menentukan pipa yang kuat, air yang bersih, dan lainnya," lanjut Rina.
Pasar kerja lulusan FitL sangat besar. Selain di sektor swasta, lulusan bisa bekerja sebagai teknisi di PUPR, Kementerian Perhubungan, atau bahkan Kementerian Pariwisata.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement

Jalur Hiking Merapi di Argobelah Klaten Kian Beragam dengan Panorama Menarik
Advertisement
Berita Populer
- Jadi Biang Kerusuhan, Ini Tampang Mas-mas Pelayaran Saat Meminta Maaf ke Driver Ojol di Jogja
- Tagihan Listrik Penerangan Kampung Membengkak hingga Ratusan Juta, Dishub Bantul Lakukan Penertiban
- Mas-mas Pelayaran Sempat Sembunyi di Mapolsek Godean Saat Digeruduk Driver Ojol
- KPU Bantul Jamin Akurasi Hasil Pemutakhiran Data Pemilih
- Kasus Mas-mas Pelayaran Godean Sleman: Massa Geram dan Merusak Mobil Polisi, Penyidik Kantongi Sejumlah Nama
Advertisement
Advertisement