Advertisement

Hujan 2 Hari, Tanah Longsor Terjadi di 10 Titik Wilayah Kulonprogo

Uli Febriarni
Kamis, 29 November 2018 - 06:17 WIB
Nina Atmasari
Hujan 2 Hari, Tanah Longsor Terjadi di 10 Titik Wilayah Kulonprogo Kondisi tebing ambrol yang ada di rumah kediaman Sudarto, 55 tahun, warga Dusun Menggermalang, Desa Gerbosari, Kecamatan Samigaluh, Rabu (28/11/2018). - Harian Jogja/Uli Febriarni

Advertisement

Harianjogja.com, KULONPROGO- Sedikitnya 10 titik tanah longsor terjadi di Kulonprogo, usai turunnya hujan deras sejak Selasa (27/11/2018) siang hingga Rabu (28/11/2018).

Kepala Seksi Kedaruratan dan Logistik, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kulonprogo, Suhardiyana menyebutkan, longsor terjadi di dua wilayah kecamatan, yaitu di sembilan titik di Kecamatan Samigaluh dan satu titik di Kecamatan Kokap.

Advertisement

Kendati demikian, tidak ada korban jiwa yang disebabkan oleh bencana tersebut, hanya saja di Kokap misalnya, tanah longsor yang terjadi di wilayah Nganti, Desa Hargotirto, longsor menyebabkan ruas jalan kabupaten arah Teganing I tertutup material longsoran. Kondisi serupa terjadi di sejumlah titik longsor di Kecamatan Samigaluh.

Mengetahui hal itu, BPBD bersama warga setempat langsung mengupayakan untuk segera membersihkan jalan yang tertutup longsor, agar aksesnya kembali terbuka.

Ia membenarkan, longsor juga menyebabkan kerusakan sejumlah rumah, namun tak sampai mengharuskan dilakukan pengungsian.

"Kami melakukan assesment, pendataan dan pemberian bantuan logistik di enam titik serta penyaluran bantuan logistik untuk kerja bakti pembukaan akses jalan di wilayah Nganti, Hargotirto," kata dia, Rabu (28/11/2018).

BPBD mencatat sebelum 10 titik longsor tadi, di kawasan perbukitan Menoreh sudah terjadi longsor sedikitnya di enam titik. Longsor terjadi setelah wilayah Kulonprogo memasuki musim hujan.

"Masyarakat harus lebih tanggap terhadap situasi rumah dan lingkungan sekitar. Kalau menemukan retakan tanah disertai munculnya mata air baru dan genangan air, kami mohon masyarakat langsung melapor kepada pihak terkait," ungkapnya.

Kasi Pemerintahan Desa Gerbosari, Saronto menyebutkan, desa Gerbosari terdiri dari 19 dusun yang dihuni sekitar 1.400 KK atau kurang lebih 4.000 jiwa. Semua wilayah perdusunan masuk peta rawan bencana longsor.

"Hanya sekitar 20 % saja yang aman dari acaman longsor," ucapnya.

Menurutnya, musim hujan tahun ini baru awal dan mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan, warga diimbau untuk meningkatkan kewaspadaan dan menggunakan keraifan lokal dalam mendeteksi pergerakan alam.

"Kami juga menganggarkan untuk sosialiasi tanggap bencana, semua pihak duduk bersama mencari solusi upaya pencegahan, karena daerah kami memang rawan longsor. Salah satu langkah pencegahan yang kami lakukan adalah membudayakan menanam pohon," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Darurat, Kasus Demam Berdarah di Amerika Tembus 5,2 Juta, 1.800 Orang Meninggal

News
| Jum'at, 19 April 2024, 20:27 WIB

Advertisement

alt

Pengunjung Kopi Klotok Membeludak Saat Libur Lebaran, Antrean Mengular sampai 20 Meter

Wisata
| Minggu, 14 April 2024, 18:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement