Advertisement
BPBD Gunungkidul Menilai Bencana Awal Penghujan Dinilai Tidak Parah

Advertisement
Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—Awal musim penghujan di tahun ini dinilai tidak begitu parah dampaknya dibanding tahun lalu. Terlambatnya musim penghujan dinilai menjadi salah satu alasannya.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Gunungkidul, Edy Basuki mengatakan jumlah kejadian pada awal musim penghujan kali ini dibanding 2017 lebih sedikit.
Advertisement
“Cenderung lebih sedikit bencana awal penghujan ini, semoga tidak bertambah. Tahun kemarin Oktober sudah hujan, kemudian November banjir dan disusul bencana lainnya, jadi lebih banyak tahun kemarin,” ujar Edy, Senin (3/12/2018).
Meski begitu ia mengungkapkan, saat ini berbagai persiapan dilakukan oleh pihaknya, untuk mengantisipasi bencana itu. Terutama pemberian edukasi kepada masyarakat bila mana bencana alam terjadi.
“Dari kami melakukan monitoring EWS [Early Warning System] yang dipasang di 30 titik. Tapi hasilnya bagaimana belum dapat kami sampaikan, saat ini masih dicek,” kata Edy.
Anggota Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana (Pusdalops), BPBD, Gunungkidul, Parjiyanto megucapkan menurut catatan yang masuk di Pusdalops setidaknya ada tiga kejadian pada awal musim penghujan di November.
“Ada tiga kejadian pertama Senin [12/11/2018] berupa angina kencang di Bejiharjo, Karangmojo, mengakibatkan pohon tumbang yang sempat menganggu akses di dua titik, selain itu terdampak tujuh atap rumah yang rusak,” katanya.
Pada hari yang sama di Selang, Wonosari, satu rumah roboh akibat angina kencang. Kemudian pada Rabu (28/11/2018), terjadi tanah longsor di Desa Tileng, Girisubo, yang menyebabkan rumah rusak terkena longsoran.
Sementara Kepala Kelompok Data dan Informasi BMKG DIY, Djoko Budiyono mengatakan bila dibandingkan November, pada Desember nanti diprediksi ada peningkatan curah hujan.
“Seiring dengan penguatan musim hujan, maka dari segi intensitas dan frekwensi terjaidnya hujan akan mengalami peningkatan dari November ke Desember dan meningkat lagi pada Januari 2019, pada Januari juga diprediksi sebagai puncak musim hujan,” ujarnya.
Dengan meningkatnya hujan di Desember hingga Januari maka pihaknya menghimbau agar mewaspadai terjadinya bencana hidrometeorologi seperti, banjir, longsor, pohon tumbang, petir dan lain sebagainya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Sempat Rusak Akibat Gempa Magnitudo 5,0, Kini Masjid Al-Hidayah Bandung Jadi Ramah Gempa
Advertisement

Amerika Serikat Keluarkan Peringatan Perjalanan untuk Warganya ke Indonesia, Hati-Hati Terorisme dan Bencana Alam
Advertisement
Berita Populer
- Ini Jadwal SPMB 2025 SMA/SMK Negeri DIY, Ada Pendaftaran Gelombang 1 dan Gelombang 2
- Dimas Diajeng Sleman 2025, Mahasiswa UNY dan UGM Jadi Pemenang
- Gudang CV Keiros di Bantul Terbakar, Kerugian Capai Rp4,5 Miliar
- Rektor UGM hingga Pembimbing Akademik Digugat ke PN Sleman karena Masalah Ijazah
- Kasus Penipuan Tanah dengan Korban Mbah Tupon, Menteri ATR Sebut Belum Tergolong Mafia Tanah
Advertisement