Advertisement
Demangan Terus Kembangkan Industri Jasa Warga

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA--Kelurahan Demangan merupakan satu dari sekian kelurahan yang berada di Kecamatan Gondokusuman. Selain menjamur usaha kos-kosan, di wilayah ini sedang dikembangkan usaha budidaya lele cendol.
Menurut Lurah Demangan Sunu, lokasi yang strategis dan berdekatan dengan sejumlah kampus menjadi salah satu alasan ratusan warga membuka usaha indekos. Dia mengatakan, tidak ada larangan unit jasa itu dilakukan warga. Asalkan sesuai dengan ketentuan Perda. "Misalnya indekos harus ada induk semangnya. Harus mengantongi izin pendirian," katanya kepada Harian Jogja, Selasa (12/2/2019).
Advertisement
Jika tidak ada induk semang, kata Sunu, pemilik indekos harus menunjuk satu penjaga atau penghuni indekos yang menjadi penanggungjawab di lokasi. "Ini dilakukan kalau ada apa-apa koordinasi bisa segera dilakukan. Selama ini, keberadaan penghuni kos memiliki kontribusi bagi kegiatan masyarakat. Seperti ikut gotong royong, di masjid-masjid selain ikut pengajian juga mengajari ngaji. Kebetulan ini dekat dengan UIN [Sunan Kalijaga]," katanya.
Hal itu diamini oleh Heri Cahyo, Ketua Kampung Sapen. Menurutnya keberadaan indekos di wilayah Demangan memberikan dampak positif bagi warga sekitar. "Banyak warga yang membuka bisnis kuliner yang disesuaikan dengan kebutuhan mahasiswa," kata Heri.
Lele Cendol
Banyaknya indekos di wilayah Demangan juga dinilai mampu menggerakkan perekonomian warga. Tidak sedikit warga yang membuka usaha warung dan aneka kuliner lainnya.
Ide lain yang muncul adalah budidaya lele cendol. Disebut lele cendol karena budidaya lele dilakukan di dalam sebuah tong ataupun base kecil yang ditumpuk. Bibit-bibit lele yang banyak dalam tong atau base terlihat seperti cendol. "Makanya disebut lele cendol. Karena dalam satu tong ada sekitar 500 bibit lele," katanya.
Budidaya ini baru dikembangkan oleh warga RW 5. Hasilnya pun dinilai mampu memberikan tambahan pendapatan bagi warga. Tahun depan, lele cendol tersebut akan dikembangkan di RW-RW lainnya. Hanya saja pembudidaya akan melibatkan kalangan keluarga pra sejahtera. "Kami akan libatkan warga miskin yang masuk dalam daftar KMS [kartu keluarga sejahtera]. Tahap pertama kami akan libatkan 60 KK KMS dari sekitar 250 KK yang KMS yang ada di sini," katanya.
Penunjukan 60 KK KMS dalam program Lele cendol tersebut akan melalui mekanisme yang sudah disepakati dalam Musrenbang. Pihaknya akan melakukan seleksi dan menanyakan komitmen calon-calon pembudidaya untuk menjalankan program tersebut. Hal itu dilakukan agar program tersebut tidak salah sasaran. "Jadi dipilih yang mau berusaha. Akan kami beri pelatihan. Karena ini juga program dari Pemkot," terangnya.
Program tersebut dipilih, selain budidayanya mudah juga tidak memakan banyak tempat. Masa panen juga terbilang cepat. Dalam waktu tiga bulan, pembudidaya akan menerima hasilnya.
Dia menyebut, dari sekitar Rp150.000-Rp200.000 biaya operasional dari budidaya ini, setidaknya pembudidaya bisa mengantongi sekitar Rp300.000 saat panen. Apalagi, untuk pakan lele tidak terlalu rewel karena dengan sisa-sisa makanan rumah tangga lele juga berkembang.
"Kelurahan juga akan membantu masalah pemasaran. Pemkot akan memberikan bantuan bibit dan juga tong. Tinggal dijalankan saja," kata mantan Lurah Giwangan itu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Pembangunan Sekolah Rakyat Ditargetkan Rampung Sebanyak 135 Lokasi pada 2026
Advertisement

Jembatan Kaca Seruni Point Perkuat Daya Tarik Wisata di Kawasan Bromo
Advertisement
Berita Populer
- Pembangunan Jalan Alternatif Sleman-Gunungkidul Segmen B Segera Dimulai, Pagu Rp73 Miliar
- Luncurkan SPPG di Tridadi Sleman, Menko Muhaimin Ungkap Efek Berantai Bagi Masyarakat
- Produk UMKM Kota Jogja Diminati Peserta Munas VII APEKSI 2025
- Investasi di Sektor Utara Gunungkidul Bakal Digenjot
- Polisi Menangkap Tiga Pelaku Penganiayaan Ojol Pengantar Makanan di Pintu Masuk UGM
Advertisement