Advertisement

Uang Tali Asih Penggarap Lahan PAG Akhirnya Cair

Jalu Rahman Dewantara
Rabu, 13 Februari 2019 - 22:37 WIB
Sunartono
Uang Tali Asih Penggarap Lahan PAG Akhirnya Cair Penghageng Kawedanan Keprajan Puro Pakualaman Kanjeng Pangeran Haryo (KPH) Suryo Adinegoro atau Bayudono (tengah) menandatanganiberita acara penyerahan dana tali asih di kantor BPD Cabang Wates, Kulonprogo, Rabu (13/2/2019). - Harian Jogja/Jalu Rahman Dewantara.

Advertisement

Harianjogja.com, KULONPROGO--Dana tali asih bagi warga penggarap tanah Paku Alam Ground (PAG) yang terdampak pembangunan New Yogyakarta International Airport (NYIA) akhirnya cair. Bank Pembangunan Daerah (BPD) DIY Cabang Wates selaku penyalur dana, saat ini tengah melakukan pengiriman uang ke masing-masing rekening warga penerima per Rabu (13/2/2019).

"Hari ini kami sudah realisasi ke masing-masing warga penggarap PA [Paku Alam]. Totalnya Rp25 miliar, tapi untuk pembagiannya berbeda-beda [jumlahnya]," kata Kepala BPD Cabang Wates, Didit Respati Setiadi saat ditemui awak media usai kegiatan pembacaan berita acara penyerahan dana tali asih di kantor BPD Cabang Wates, Rabu pagi.

Advertisement

Didit memaparkan tahap berikutnya dalam proses pencairan dana ini yakni pembagian buku rekening kepada warga penerima. Sebelumnya warga telah membuat rekening BPD DIY yang kemudian dikumpulkan di BPD cabang Temon. Setelah itu secara bertahap pihaknya mengumpulkan warga di masing-masing desa untuk melakukan verifikasi data penerima.
Dalam verifikasi ini, BPD menggandeng pemerintah desa terkait untuk memastikan bahwa yang menerima itu benar-benar warga penggarap lahan PAG yang terdampak pembangunan NYIA. Setelah itu buku tabungan diserahkan kepada warga, sekaligus sebagai penanda tahap pencairan telah usai.

"Saya sebenarnya mengharapkan hari ini bisa semua, tapi kan karena ada 800-an jadi tidak bisa semuanya dalam satu hari," kata Didit.

Pihaknya menargetkan seluruh proses ini dapat selesai pada akhir pekan ini. Warga penerima wajib mengambil langsung buku tabungan tersebut, atau diwakilkan dengan membawa surat kuasa. "Kami menargetkan pada Jumat besok semua sudah selesai, hari ini rencananya di Desa Sindutan, kemudian besok di tiga desa lainnya," jelasnya.

Penghageng Kawedanan Keprajan Puro Pakualaman Kanjeng Pangeran Haryo (KPH) Suryo Adinegoro atau Bayudono, yang datang sebagai saksi dalam pembacaan berita acara penyerahan dana tali asih di Bank BPD DIY Cabang Wates, berharap bantuan dana ini dapat dimanfaatkan sebaik mungkin oleh warga penerima. "Itu kan uang gede bisa untuk modal atau digunakan yang bermanfaat," ujarnya.

Disinggung soal alasan kenapa dana tali asih baru bisa dicairkan saat ini, Bayudono mengatakan karena uangnya baru ada sekarang. "Rp25 miliar itu tidak sedikit lho. Jadi adanya baru sekarang ya kami bayarkan sekarang," ucapnya.

Bayudono mengungkapkan Pakualaman juga ingin mencari lahan pengganti. Namun masih mempertimbangkan kondisi anggaran. Pasalnya harga tanah di DIY khususnya Kulonprogo menurutnya telah naik drastis. "Maunya sih leluhur, maksudnya dari tanah kembalinya ya tanah, tapi kan kita harus mikir, kita terima segitu untuk kembali segitu ya tidak bisa," jelasnya.

Anom Junprahadi, selaku notaris yang ditunjuk dalam pembacaan berita acara penyerahan dana tali asih menyatakan berdasarkan hasil pertemuan di Kantor Wakil Gubernur DIY pada 30 Agustus 2018, Kadipaten Pura Pakualaman sepakat memberikan uang tali asih sebesar 25 miliar kepada warga penggarap PAG terdampak NYIA yang berada di empat desa yaitu, Desa Jangkaran 121 orang, Sindutan 69 orang, Palihan 182 orang, dan Glagah 476 orang. Totalnya 848 orang.

Dana ini dikirimkan ke rekening warga penerima sesuai daftar nominatif tetap subyek dan obyek penggarap. Untuk warga penggarap PAG yang belum bersedia mengambil tali asih dan tidak menyerahkan nomor rekeningnya maka tali asih akan disimpan dan dititipkan ke rekening pemerintah desa sesuai lokasi tanahnya.
"Dana ini bersifat titipan, bukan masuk dalam APBDes oleh pemerintah desa terkait dan dana tersebut sewaktu-waktu bisa dicairkan warga penggarap apabila diminta haknya," kata Anom.

Ketua Paguyuban Warga Penggarap lahan PAG Desa Glagah, Sudarman mengaku senang dengan dicairkan dana tali asih. Pasalnya dia beserta seluruh penggarap lahan PAG sudah menantikan dana ini untuk digunakan sebagai modal usaha dan membangun rumah baru.
Terkait dengan nominal dana yang warga terima, Sudarman tidak bisa merinci dengan pasti. Namun dia mengatakan tiap warga penggarap memiliki lahan PAG seluas 2.000 meter. Adapun per meter dihargai Rp15.000. Dari data tersebut jika dikalkulasikan maka setiap warga rata-rata bisa menerima antara Rp25 juta hingga Rp30 juta.

"Kalau kami ya menerima aja sih, tidak menuntut yang berlebihan, dan dari nominal segitu kayaknya cukup untuk usaha kecil-kecilan," kata Sudarman.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Polisi Temukan 3 Proyektil Peluru di Jasad Wanita Korban Penembakan di Kapus Hulu Kalbar

News
| Sabtu, 20 April 2024, 15:27 WIB

Advertisement

alt

Kota Isfahan Bukan Hanya Pusat Nuklir Iran tetapi juga Situs Warisan Budaya Dunia

Wisata
| Jum'at, 19 April 2024, 20:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement