Advertisement
Pelabuhan Tanjung Adikarta Perlu Segera Dioperasionalkan
Kondisi Pelabuhan Tanjung Adikarto di pesisir Desa Karangwuni, Kecamatan Wates, Selasa (12/2/2019).-Harian Jogja - Jalu Rahman Dewantara
Advertisement
Harianjogja.com, KULONPROGO—Dinas Kelautan dan Perikanan Kulonprogo menginginkan Pelabuhan Tanjung Adikarta di Desa Karangwuni, Kecamatan Wates bisa dihidupkan alias dioperasionalkan.
Alasannya, keberadaan calon bandara baru di Kecamatan Temon bisa menunjang adanya Tanjung Adikarta yang sejak dimulai pembangunannya pada 2005, sampai sekarang belum difungsikan. Padahal, bandara sudah mau dioperasionalkan pada April mendatang.
Kepala DKP Kulonprogo Sudarna menuturkan adanya bandara bisa membuka peluang ekspor ikan bagi nelayan Bumi Menoreh. “Karena itu, kami [DKP] berharap sekali pembangunan infrastruktur Tanjung Adikarta segera selesai dan segera dioperasionalkan,” ungkapnya, Minggu (17/2/2019).
Menurut Sudarna, lokasi Tanjung Adikarta sangat strategis sehingga peluang mengekspor produk ikan tangkap Kulonprogo dapat terbuka lebar. Hal ini juga dipengaruhi adanya New Yogyakarta International Airport (NYIA) yang dalam dua bulan ke depan akan beroperasi.
Pembangunan Adikarta saat ini belum rampung pengerjaanya. Secara keseluruhan apa yang dibutuhkan di pelabuhan itu belum semuanya selesai dibangun. “Ada bagian-bagian yang harus segera diselesaikan, agar pelabuhan dapat segera dioperasikan,” papar Sudarna.
Pembangunan infrastruktur untuk diselesaikan di Tanjung Adikarta adalah pemecah ombak yang berada di sebelah timur dan pengerukan pasir di alur masuk kapal. Sebanyak dua infrastruktur itu perlu diselesaikan pembangunannya supaya pelabuhan dapat beroperasi.
Mangkrak
Anggota Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kulonprogo Muhtarom Asrori meyakini pelabuhan tak bisa difungsikan dalam waktu dekat karena tidak ada tanda-tanda penyelesaian untuk pembangunannya.
Selama ini pelabuhan tersebut telah mangkrak dan sebagian bangunan rusak sehingga tidak dimanfaatkan. Bangunan dan infrastruktur yang sudah jadi sejak lima tahun lalu padahal dibangun menggunakan dana kabupaten dan provinsi. Namun, selama ini hanya dibiarkan dan tidak dimanfaatkan.
Dalam pantauan koran ini pada Selasa (12/2/2019), tidak terlihat adanya aktivitas seperti pelabuhan pada umumnya. Hanya ada dua-tiga kapal yang berlalu lalang di pelabuhan tersebut. Meski bangunan syah bandar hingga tempat pelelangan ikan sudah selesai sejak beberapa tahun lalu, tetap tidak tampak kegiatan jual beli.
Di bagian infrastruktur juga terdapat kerusakan, antara lain akses jalan di kawasan pelabuhan serta sejumlah atap bangunan roboh. Titik keramaian hanya berpusat di sebuah warung makan yang berada persis di selatan pelabuhan. Itupun hanya warga biasa yang hendak menikmati suasan sore di lokasi tersebut.
Advertisement
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement
Besok, 2 Kereta Pusaka Keraton Jogja Berusia Ratusan Tahun Diarak
Advertisement
Berita Populer
- Kantor Perusahaan Ekspor di Bantul Dirusak Sekelompok Orang
- Nelayan Hilang di Pantai Nglolang Gunungkidul Ditemukan Meninggal
- Buang Sampah Sembarangan, Dua Warga di Bantul Didenda Rp200 Ribu
- Grand Livina Terbakar di Tanjakan Tompak Kulonprogo
- Hujan Deras Disertai Angin Kencang Terjang Bantul, 10 Titik Terdampak
Advertisement
Advertisement




