Advertisement

Disdikpora Terus Dorong Guru Hasilkan Karya Ilmiah

David Kurniawan
Rabu, 20 Februari 2019 - 09:57 WIB
Sunartono
Disdikpora Terus Dorong Guru Hasilkan Karya Ilmiah Ilustrasi PNS - JIBI

Advertisement

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL – Kepala Disdikpora Gunungkidul Bahron terus mendorong para guru untuk membuat karya ilmiah. Salah satu upaya yang dilakukan dengan memberikan bimbingan teknis serta pendampingan dalam penulisan, mulai dari tingkat kedinasan, UPT hingga satuan kelompok guru mata pelajaran.

Tak dipungkiri, keaktifan guru dalam menulis sangat rendah karena dari prosentase penulisan masih sekitaran 10% dari jumlah guru yang dimiliki. Untuk karya ilmiah banyak kategori dari penulisan buku, artikel, jurnal hingga penelitian tindakan kelas. “Masing-masing karya memiliki bobot penilaian sendiri dan paling tinggi untuk penulisan buku kemudian disusul karya ilmiah lainnya. Untuk keaktifan, penulisan buku baru ada sekitar lima persen guru yang melakukan, sedangkan karya lain masih di kisaran 10 persen” kata Bahron kepada Harian Jogja.

Advertisement

Menurut dia, penulisan karya ilmiah ini sangat penting, salah satunya menjadi indikator dalam kenaikan pangkat. Ia menjelaskan, semakin aktif guru menulis, maka nilai yang diperoleh semakin banyak sehingga dapat mendongkrak dalam upaya kenaikan pangkat. “Kenaikan sangat berpengaruh terhadap penilaian, semakin aktif dan baik dalam kinerja maka pangkat akan semakin naik. Dari data yang ada, paling cepat dilakukan dalam dua tahun, tapi kalau guru yang malas bisa sepuluh tahun baru naik pangkat,” ungkapnya.

Dijelaskannya, untuk meningkatkan antusias guru membuat karya ilmiah, disdikpora setiap tahunnya rutin menggelar bimbingan teknis serta pendampingan dalam penulisan. Menurut dia, pelatihan tidak hanya dilakukan disdikpora, karena UPT serta kelompok guru mata pelajaran juga melakukan hal yang sama. “Akan terus kami dorong karena kebutuhan menulis karya ilmiah, bukan hanya untuk kepentingan menambah wawasan para guru, tapi juga bermanfaat dalam proses kegiatan belajar mengajar di sekolah,” tuturnya.

Data dari Badan Kepagawai Pendidikan Pelatihan (BKPP) Gunungkidul, jumlah guru mencapai 4.541 orang. Jumlah ini didominasi oleh guru dengan golongan IVA sebanyak 2.463 orang. Sedangkan sisanya 2.078 guru terbagi dari golongan IIA hingga IVC. “Rata-rata guru yang enggan menulis karya ilimah didominasi oleh guru senior,” kata Bahron.

Hal tak jauh berbeda diungkapkan oleh Kepala sekolah SMP Negeri 3 Wonosari, Mulyadi. Menurut dia, pembuatan karya ilmiah oleh para guru masih kurang, khususnya bagi guru-guru yang telah lanjut usia atau guru yang golongannya IVA ke atas. “Paling banyak dialami guru yang sudah tua sehingga semangatnya sudah berkurang,” katanya.

Menurut dia, kendala tersebut bukan hal yang harus dipersoalkan karena dari sisi teknis, disdikpora sudah memberikan pelatihan dan bimbingan. Selain itu, juga ada tim yang siap memberikan pendampingan pada saat melakukan penelitian maupun penulisan karya ilmiah. “Saya kira ini bisa jadi solusi, apalagi karya-karya ini juga sangat berpengaruh terhadap nilai kepangkatan,” ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Prabowo Ingin Membangun Koalisi Kuat

News
| Rabu, 24 April 2024, 09:47 WIB

Advertisement

alt

Rekomendasi Menyantap Lezatnya Sup Kacang Merah di Jogja

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 07:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement