Advertisement

Ini Dia Ritual Warga Dengkeng untuk Mengungkapkan Syukur

Ujang Hasanudin
Senin, 01 April 2019 - 18:17 WIB
Arief Junianto
Ini Dia Ritual Warga Dengkeng untuk Mengungkapkan Syukur Anggota PKK RT 02 Dusun Dengkeng, Desa Wukirsari, Kecamatan Imogiri, Bantul saat ikut dalam kirab Merti Dusun Dengkeng di kawasan Pasar Burung Pucung, Desa Wukirsari, Senin (1/4/2019). - Harian Jogja/Ujang Hasanudin

Advertisement

Harianjogja.com, BANTUL—Lebih dari seribu orang tumpah ruas di kawasan Pasar Burung Pucung, Desa Wukirsari, Kecamatan Imogiri, Bantul, Senin (1/4/2019) siang. Mereka berebut gunungan dan jodhang berisi hasil bumi dalam perayaan Merti Dusun Dengkeng, desa setempat.

Kirab budaya ini merupakan puncak acara Merti Dusun Dengkeng. Sebelumnya acara berupa pentas kesenian yang ada di dusun setempat. Seusai kirab, acara ditutup dengan wayang kulit pada Senin malam.

Advertisement

Ada dua gunungan yang diperebutkan, yakni gunungan putra dan gunungan putri berisi berbagai jenis buah dan sayur. Sementara tiga buah jodhang berukuran sekitar 2 x 4 meter lebih lengkap lagi, di antaranya ada kelapa, nanas, pisang, singkong, dan pepaya. Hasil bumi tersebut awalnya didoakan bersama di halaman masjid At-Taqwa RT 02, Dusun Dengkeng.

Seusai didoakan warga mengarak hasil bumi sampai melewati empat dusun, yakni Dengkeng, Jatirejo, Karangtalun, Karangasem, hingga Pucung. Iring-iringan hasil bumi ini juga dibarengi dengan bergada dan tim kesenian asal Dusun Dengkeng. Semua warga dusun setempat ikut dan masing-masing RT juga menunjukan kreasinya.

Hasil bumi itu kemudian diserahkan secara simbolis kepada Kepala Dusun Dengkeng, Saromi Sarjito. Setelah diserahkan kemudian diperebutkan oleh warga. "Tujuan diadakannya kirab budaya ini untuk menjaga tradisi yang sudah ada, dan menjaga silaturahmi antarwarga," kata Giyono Edi Siswanto, Ketua Panitia Merti Dusun Dengkeng, di sela-sela kirab budaya.

Giyono mengatakan Merti Dusun Dengkeng merupakan salah satu wujug syukur warga atas limpahan rejeki yang diterima warga selama, baik petani, peternak, pedagang, maupun pekerjaan lainnya. Namun sebaian masih warga masih bertani sehingga gunungan dan jodang hasil bumi itu menjadi simbolnya.

Selain syukur, kegiatan tersebut diakui Giyono juga menjadi ajang pengenalan budaya leluhur. Karena semua anak-anak di dusun setempat juga dilibatkan dalam kirab. Dia berharap generasi muda Dusun Dengkeng tidak melupakan apa yang menjadi tradisi dusun setempat yang sudah ada sejak lama.

Merti Dusun Dengkeng

Wakil Bupati Bantul Abdul Halim Muslih yang hadir dalam acara tersebut mengatakan bersih dusun menjadi ajang kebersamaan atau guyub rukun sebagai modal pembangunan menuju masyarakat Dengkeng yang sejahtera.

Menurut dia, tidak ada pembangunan di wilayah manapun tanpa adanya kerukunan dan kebersamaan karena keduanya modal pembangunan, "Mari kerukunan ini dijaga dan dilestarikan," kata Halim.

Tidak hanya warga Dusun Dengkeng yang terlibat, namun momen tahunan tersebut menjadi tontonan warga dan pengendara yang melintas di jalur alternatif Imogiri-Pleret tersebut. Tidak sedikit dari mereka mengabadikan momen itu menggunakan kamera gadgetnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Pilihan

Advertisement

alt

KPK Bidik Dugaan Penggelembungan Harga APD Covid-19

News
| Sabtu, 20 April 2024, 14:17 WIB

Advertisement

alt

Kota Isfahan Bukan Hanya Pusat Nuklir Iran tetapi juga Situs Warisan Budaya Dunia

Wisata
| Jum'at, 19 April 2024, 20:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement