Advertisement
Kualitas Cabai Membaik setelah Hujan Menghilang

Advertisement
Harianjogja.com, KULONPROGO—Saat musim hujan di awal tahun lalu, komoditas cabai mengalami keterpurukan harga serta kualitas yang kurang bagus. Kini, setelah sebulan terakhir hujan hilang, kualitas cabai diperkirakan akan membaik lagi.
Ketua Kelompok Tani Gisik Pranaji di Desa Bugel, Kecamatan Panjatan, Sukarman, mengungkapkan kualitas cabai di musim kemarau akan lebih bagus dibanding saat musim hujan. Ia mengatakan saat musim hujan, kualitas tanaman cabai dipengaruhi banyaknya organisme pengganggu tanaman (OPT).
Advertisement
“Saat hujan biasanya kadar airnya tinggi dan mudah terserang jamur. Kualitas cabai jadi kurang bagus,” ujarnya, Rabu (15/5/2019). Ia menjelaskan biasanya saat musim hujan, OPT yang menyerang yaitu patek. Petani cabai di pesisir selatan saat ini memasuki masa panen cabai setelah penanaman dilakukan pada Maret lalu.
“Meskipun masih rendah harganya tetapi lebih baik dibanding Januari lalu,” kata Sukarman. Kualitas cabai juga lebih baik dibanding pada Januari saat musim hujan. Petani cabai pesisir selatan akan mulai memasuki musim tanam berikutnya pada Agustus.
Kepala Seksi Pengelolaan dan Pemasaran Hasil Hortikultura Dinas Pertanian dan Pangan Kulonprogo Jayeng Purwadi memaparkan kualitas tanaman cabai akan jelek apabila terlalu banyak kadar air. Begitu juga hasil saat panen cabai di awal tahun lalu yang dianggap tidak begitu bagus.
Kualitas cabai akan lebih bagus apabila masuk musim kemarau atau tidak ada lagi hujan. Untuk mengatasi permasalahan di saat musim hujan, sebenarnya Disperpangan sudah memberikan bantuan pengering.
Bantuan itu diberikan pada setiap gabungan kelompok tani. Data Disperpangan mencatat pada tahun lalu, jumlah produksi cabai mencapai sekitar 19.000 ton. Lalu produktivitasnya di kisaran sembilan sampai 10 ton per hektarenya.
Untuk harga dibanding awal tahun, harga cabai di tingkat petani kini mulai lebih baik sepanjang tahun ini. Harga cabai di tingkat petani sekarang ini di kisaran Rp13.000 per kilogram setelah awal tahun di rentang harga Rp3.500 per kilogram.
Sukarman menuturkan harga tertinggi cabai pernah didapat pada dua tahun silam. Harganya bisa sampai Rp100.000 per kilogram. Setelah itu, harga cabai semakin jatuh disebabkan permintaan dari Jakarta dan Sumatra yang juga berkurang. Di Jakarta lebih mengandalkan stok dari daerah lain bahkan dari impor.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Petugas Lapas Gagalkan Penyelundupan Sabu-sabu Menggunakan Drone
Advertisement

Destinasi Wisata Puncak Sosok Bantul Kini Dilengkapi Balkon KAI
Advertisement
Berita Populer
- Pengendara Motor KLX Laka Tunggal di Kulonprogo, Pembonceng Meninggal Dunia
- Ini Alasan Pieter Huistra Tetap Bertahan di PSS Sleman
- Kasus Penggantian Plat Nomor BMW Mahasiswa UGM Naik ke Tahap Penyidikan
- Antisipasi Covid-19, Kulonprogo Siapkan Laboratorium hingga Fasyankes dari Puskesmas hingga Rumah Sakit
- Bantuan Subsidi Upah Cair, Disnaker Bantul: Penerima PKH Tidak Berhak
Advertisement
Advertisement