Advertisement
Daerah Krisis Air di Gunungkidul Berkurang, Penyaluran Air Bersih Masih Jadi Andalan

Advertisement
Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—Bupati Gunungkidul Badingah mengklaim daerah krisis air di Gunungkidul terus berkurang. Saat ini sudah 83% masyarakat di Bumi Handayani sudah terlayani air bersih.
Menurut dia, fasilitas air bersih ini tersedia melalui jaringan pipa PDAM maupun program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Pamsimas) melalui Sistem Penyediaan Air Minum Pedesaan (Spamdes) atau Sistem Penyediaan Air Minum Dusun (Spamdus). Badingah mengakui akan terus mempertahankan penyaluran air bersih untuk daerah yang masih mengalami krisis air.
Advertisement
Menurut dia, program itu sangat penting untuk menjangkau daerah-daerah yang berada di wilayah perbukitan, khususnya yang tidak memiliki sumber air maupun instalasi PDAM. “Wilayah tinggi dan kekurangan air hanya bisa dijangkau melalui dropping. Jadi, dropping akan terus dilakukan sehingga masyarakat bisa mendapatkan air bersih, khusunya di musim kemarau,” kata Badingah, kemarin.
Kepala Pelaksana BPBD Gunungkidul Edy Basuki mengatakan tahun ini Pemerintah Kabupaten Gunungkidul mengalokasikan anggaran penyaluran air bersih sebanyak Rp530 juta. Jumlah itu tidak sebanyak alokasi di 2018 yang mencapai sekitar Rp600 juta. “Anggaran yang ada akan kami maksimalkan dan jika kurang bisa mengajukan pada saat pembahasan APBD Perubahan,” katanya.
Menurut dia, pemerintah kecamatan dan pihak swasta juga ikut dalam memberikan bantuan penyaluran air bersih. “Dengan kecamatan kami sudah lakukan koordinasi. Sedangkan untuk pihak swasta, kami berharap tidak jalan sendiri dan ada koordinasi sehingga bantuan bisa tepat sasaran,” kata Edy.
Direktur Umum PDAM Tirta Handayani, Isnawan Fibriyanto mengatakan, untuk meningkatkan kualitas layanan, perusahaan daerah itu sudah menyiapkan program terbaru. Selain memaksimalkan keberadaan instalasi pengolahan air Baron, PDAM juga akan membangun instalasi di Semin dan Purwosari dengan anggaran sekitar Rp40 miliar. Sementara itu, untuk instalasi Semin dan Purwosari masih dalam penyusunan detail engineering design oleh Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Gunungkidul. “Sudah kami siapkan. Untuk instalasi Semin akan menopang kebutuhan di sisi utara, sedangkan instalasi Purwosari akan mengover kebutuhan di wilayah JJLS dan sekitarnya,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

DPR RI: RUU KUHAP Berisi 334 Pasal dengan 10 Substansi Perubahan
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Kalurahan Tegalpanggung Jogja Kelola Sampah Organik dengan Biopori
- Rental Motor di Sleman Kebanjiran Order Saat Libur Panjang
- Tempat Relokasi Parkir ABA, Jukir Sebut Libur Sekolah Tak Berdampak Signifikan
- Budi Daya Kedelai Hitam di Gunungkidul Mencapai 68 Hektare
- Malioboro Bakal Bebas Kendaraan Bermotor Sepanjang Waktu, Skenario Digodok Dishub Jogja
Advertisement
Advertisement