Advertisement
Kemarau Bikin Omzet Peternak Ikan di Sleman Merosot
Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN—Tidak hanya pada sektor pertanian, musim kemarau juga berdampak negatif pada sektor perikanan. Minimnya pasokan air membuat omzet perikanan menurun.
Salah seorang anggota Kelompok Pembudi Daya Ikan (KPI) Mina Sayur, Dusun Warak Lor, Desa Sumberadi, Kecamatan Mlati, Sleman Sarjiyanto, mengatakan KPI Mina Sayur memiliki sekitar 50 kolam ikan. Akibat berkurangnya pasokan air, beberapa kolam ikan terpaksa dikosongkan. “Biasanya ikannya komplet, tapi saat kemarau seperti sekarang, hanya nila dan bawal, karena perputarannya cepat. Itu untuk ikan konsumsi ataupun bibit,” kata dia, Sabtu (9/8/2019).
Advertisement
Selain pasokan air yang berkurang, pada musim kemarau, suhu air juga menjadi dingin, hal tersebut membuat nafsu makan ikan menjadi berkurang. “Jadi ikan itu makannya sulit, besarnya lama, tidak seperti musim hujan,” ucap dia.
Begitu pula dengan masa panen ikan, diakuinya juga mundur dari jadwal. Jika biasanya dalam empat bulan ikan nila untuk konsumsi bisa dipanen, maka saat kemarau baru pada usia lima bulan bisa dipanen. “Akibatnya omzet juga menurun. Biasanya dalam sehari, omzet bisa mencapai sekitar Rp2 juta. Saat ini hanya tak lebih dari Rp600.000,” ucap dia.
Kepala Bidang (Kabid) Perikanan Dinas Pertanian Pangan dan Perikanan (DP3) Kabupaten Sleman, Sri Purwaningsih mengatakan produksi ikan paling maksimal pada musim penghujan, pada musim kemarau produksi ikan tetap ada, meskipun tidak banyak. “Tahun lalu, produksi budi daya perikanan di Sleman ditarget sebanyak 59.000 ton dan berhasil dicapai. Pada 2019 ini, produksi ikan ditarget naik menjadi 62.000 ton,” ujar dia.
Secara keseluruhan, di Sleman hingga kini terdapat 637 KPI dengan total luas lahan kolam 1.130 hektare dan 108 hektare luas lahan minapadi.
Dia menjelaskan salah satu upaya untuk meningkatkan produksi ikan, khususnya ikan nila, yakni melalui Sistem Budi Daya Ikan Nila dengan Sentuhan Teknologi Kincir Air (Sibudidikucir) yang saat sudah ada cukup banyak di wilayah Sleman. “Apalagi pada musim kemarau yang debit air itu tergolong kecil,” kata Sri.
Itulah sebabnya, teknologi Sibudidikucir diharapkan bisa meningkatkan kadar oksigen di dalam air. “Aliran air kecil saja bisa. Kalau musim penghujan tanpa Sibudidikucir masih bisa jalan. Kalau kemarau kan keterbatasan air,” ucap dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
- Banding, Hakim Diskon Hukuman 2 Pelaku Mutilasi Mahasiswa UMY Jadi Seumur Hidup
- Viral, Video Rumah di Kawasan Elite di Semarang jadi Sarang Judi kena Gerebek
- Merasa Layak Menang, Pelatih Qatar Tak Peduli Tudingan Timnya Dibantu Wasit
- Cinema Visit di The Park Mall, Film Dua Hati Biru Sukses Kuras Emosi Penonton
Berita Pilihan
Advertisement
Darurat, Kasus Demam Berdarah di Amerika Tembus 5,2 Juta, 1.800 Orang Meninggal
Advertisement
Pengunjung Kopi Klotok Membeludak Saat Libur Lebaran, Antrean Mengular sampai 20 Meter
Advertisement
Berita Populer
- Pemda DIY Perkuat Komitmen Antikorupsi
- Jadwal Terbaru KRL Jogja Solo, Lengkap dari Staisun Tugu hingga Palur, Jumat 19 April 2024
- Jadwal Baru KRL Solo Jogja Berangkat dari Stasiun Palur, Jumat 19 April 2024
- Jadwal Kereta Bandara YIA dan YIA Xprerss, Jumat 19 April 2024
- Jadwal KA Prameks Kutoarjo Jogja, Jumat 19 April 2024
Advertisement
Advertisement