Advertisement
150 Keluarga di Sleman Dapat Bantuan Rp3 Juta untuk Bangun Jamban
Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN- Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Sleman memberikan bantuan jamban sehat kepada 150 Kepala Keluarga (KK) di Sleman, bantuan tersebut diberikan untuk mewujudkan program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM).
Kepala Dinkes Sleman Joko Hastaryo mengatakan untuk mewujudkan program STBM, ada lima pilar yang harus dipenuhi, yakni stop buang air besar sembarangan (BABS), cuci tangan pakai sabun, pengelolaan air minum atau makanan rumah tangga, pengelolaan sampah rumah tangga, dan pengelolaan limbah cair rumah tangga.
Advertisement
“Di Sleman itu, dari 86 Desa sudah tidak ada perilaku BABS, bantuan jamban diberikan sebagai stimulan, untuk masyarakat yang belum punya jamban ideal atau standar, karena biasanya ada yang punya jamban satu, namun dipakai untuk beberapa keluarga,” kata Joko, Selasa (17/9/2019).
Ia menjelaskan, setiap KK penerima bantuan diberikan Rp3 juta untuk membangun satu unit jamban, adapun total anggaran untuk program tersebut senilai Rp450 juta yang berasal dari bantuan operasional kesehatan serta bantuan keuangan khusus.
“Untuk penerima bantuan, kami mendata dari data terpadu kemiskinan yang ada di Sleman,” ucap dia.
Lebih lanjut, ia menjelaskan, dari total 86 Desa yang ada di Sleman, baru 40 persen atau sekitar 39 Desa yang menerapkan STBM, kendalanya, kata dia, terkait dua pilar, yakni pengelolaan sampah rumah tangga, dan pengelolaan limbah cair rumah tangga.
“Kalau tiga pilar lainnya saya kira sudah, karena menyangkut dengan perilaku masyarakatnya,” ucap dia.
Dalam memberikan fasilitas sanitasi yang bersih, tahun ini Pemkab Sleman juga membangun beberapa fasilitas sanitasi bagi masyarakat.
Kepala Bidang (Kabid) Kebersihan dan Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau Dinas Lingkungan Hidup (DLH)Sleman, Junaidi mengatakan pada tahun ini, DLH Sleman membangun 900 unit Instalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL) individu yang tersebar di seluruh wilayah Sleman.
“Yang 900 unit anggaran dari APBD, sedangkan yang dari Dana Alokasi Khusus (DAK) ada 1.026 unit,” kata Junaidi.
Ia mengatakan, pembenahan utama adalah pada septic tank, sebab hal tersebut untuk mengurangi dampak tercemarnya lingkungan. “Karena ada potensi septic tank konvesional merembes ke tanah dan mencemari lingkungan,” kata dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
- Wapres Terpilih Gibran Blusukan Bagikan Susu Gratis ke Warga di Jakarta Utara
- Timnas Butuh 1 Kemenangan Lagi Menuju Zona Olimpiade Paris, Lewati Dulu Korsel
- Tuding Pencitraan Pj. Bupati, Ketua DPRD Karanganyar Kritik Medsos Diskominfo
- Pemakaman Jenazah Pendiri Mustika Ratu Mooryati Sudibyo di Tapos Bogor
Berita Pilihan
Advertisement
Es Krim Magnum Ditarik karena Mengandung Plastik dan Logam, Ini Kata BPOM
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Semula April, Kesiapan Pengolahan Sampah di Kota Jogja Mundur hingga Awal Mei
- Tabon Hadirkan Karya Seni Partisipatif, Spiritualitas Islam hingga Isu Sosial
- Pemkot Jogja Gandeng Kantor Pertanahan Dorong Digitalisasi UMKM
- Jadwal Kereta Bandara YIA Rabu 24 April 2024, Harga Tiket Rp20 Ribu
- Jadwal Terbaru! KRL Jogja-Solo Rabu 24 April 2024, Berangkat dari Stasiun Tugu dan Lempuyangan
Advertisement
Advertisement