Advertisement
Pemkab Bantul Data Ulang Pelaku UKM, Ini Tujuannya
Advertisement
Harianjogja.com, BANTUL—Keberadaan usaha kecil dan menengah di Bantul tengah didata ulang. Pendataan dilakukan untuk memudahkan dalam proses pendampingan dan pembinaan.
“Kalau sekarang masih campur, mana yang masih pemula, mana yang sudah mandiri sehingga kami kesulitan untuk melakukan pendampingan,” kata Kepala Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah dan Industri (DKUKMI) Bantul, Agus Sulistiyana, dalam acara Workshop Pendataan dan Identifikasi UKM di Gedung Parasamya, kompleks Pemkab Bantul, Rabu (9/10).
Advertisement
Agus mengatakan sampai saat ini dinasnya memang belum punya data pasti jumlah UKM di Bantul. Data terakhir yang dikeluarkan Badan Pusat Statistik (BPS) Bantul, UKM di Bantul ada sekitar 121.000 unit yang tersebar di semua kecamatan.
Akan tetapi, data tersebut merupakan data keluaran 2013 lalu yang kini sudah barang tentu sudah banyak berubah. Data tersebut, kata Agus, juga tidak mencakup pengklasifikasian antara UKM pemula dan UKM Mandiri, serta masih bercampunrnya produsen maupun pedagang.
Proses pendataan dilakukan dengan menggandeng akademisi yang berlangsung selama sebulan ke depan. Tahap awal menyasar empat kecamatan, yakni Kecamatan Pajangan, Sedayu, Sanden, dan Srandakan. “Sasaran pendataan meliputi jenis usaha, bahan baku, modal, tenaga kerja, omzet, dan perizinan,” kata dia.
Tak hanya itu, hasil pendataan tersebut nantinya juga mencakup pembagian kelas UKM dari pemula hingga mandiri. “Dengan adanya data maka arah kebijakan program dan kegiatan akan lebih tepat sasaran,” ujar Agus.
Lebih lanjut Agus mengatakan DKUKMI memiliki banyak program pendampingan secara langsung maupun fasilitasi dalam berbagai kegiatan baik pameran maupun pemasaran produk UKM ke berbagai daerah. Bahkan tahun ini dinasnya mengupayakan agar banyak UKM dari Bantul yang mengisi gerai UKM di Yogyakarta International Airport (YIA).
Secara keseluruhan, kata dia, sudah ada sembilan pelaku UKM yang dipastikan masuk YIA. Kesembilan UKM tersebut, yakni batik, wedang uwuh, kripik pisang, kerajinan dari perak, olahan lele, minuman herbal, kerajinan dari keramik, olahan umbi gadung, dan asesoris.
Dia juga mengklaim DKUKMI Bantul kembali mengajukan sebanyak 100 UKM agar bisa bmasuk YIA. “Sebanyak 100 proposal yang kami ajukan masih dikurasi tingkat DIY,” ujar Agus.
Bupati Bantul Suharsono menyatakan data valid jumlah UKM di Bantul sangat penting agar dirinya dapat mengeluarkan kebijakan yang tepat sasaran dan sesuai kebutuhan dalam mengangkat pelaku UKM. “Kalau ada data jelas bisa tahu mana UKM yang perlu mendapat sentuhan agar lebih meningkat,” kata Suharsono.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Ditanya soal Kemungkinan Maju di Pilkada, Kaesang Memilih Ini
Advertisement
Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali
Advertisement
Berita Populer
- BKK DANAIS 2024: Rp29,4 Miliar Digulirkan untuk Padat Karya 160 Kalurahan di DIY
- Peringatan OTDA Jadi Momentum Mengarah ke Ekonomi Hijau Wujudkan Kesejahteraan Masyarakat
- AHY Pasang Target LavAni Pertahankan Gelar Juara di Proliga 2024
- Cara Membeli Tiket KA Bandara Jogja via Online
- Jadwal Lengkap KRL Jogja Solo dan KRL Solo Jogja Hari Ini, Jumat 26 April 2024
Advertisement
Advertisement