Advertisement

Grebeg Santri di Malioboro Tampilkan Tiga Maskot

Lugas Subarkah
Minggu, 13 Oktober 2019 - 23:37 WIB
Budi Cahyana
Grebeg Santri di Malioboro Tampilkan Tiga Maskot Ilustrasi santri - Harian Jogja/David Kurniawan

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA—Menyambut Hari Santri Nasional (HSN) yang jatuh pada Selasa (22/10/2019), ribuan santri dari 50 pondok pesantren (ponpes) di Jogja menggelar Grebeg Santri di sepanjang Jalan Malioboro, Minggu (13/10/2019) dengan mengusung tema Santri Nyawiji Indonesia Gumregah.

Ketua Panitia HSN tingkat wilayah Jogja, Nizlam Yahya, menuturkan acara Grebeg Santri menampilkan tiga maskot. Maskot pertama, burung garuda yang menunjukkan keperkasaan sekaligus simbol Pancasila. Kedua, maskot NU yakni bola dunia yang mengandung arti bagian masyarakat dari dunia dan menjadikannya damai, serta maskot ketiga dalam konteks budaya yakni punakawan. Maskot punakawan secara tidak langsung mengharapkan santri menjadi sosok punakawan, yakni mampu memerangi konflik dan menciptakan suasana adem. Sedangkan tema Santri Nyawiji Indonesia Gumregah yakni komitmen untuk bersatu demi Indonesia yang beretika.

Advertisement

"Kami harapkan peran serta santri untuk menjadi bagian dari masyarakat Indonesia yang punya arti mendukung dan mempertahankan Pancasila, negara kesatuan Republik Indonesia dan menghargai kebinekaan," katanya. Menurut Nilzam, pelaksanaan Grebeg Santri tahun ini merupakan kegiatan ketiga. Rencananya, ke depan acara serupa bakal terus digelar menjelang HSN pada 22 Oktober.

Acara Grebeg Santri salah satunya diikuti puluhan santri dari Pondok Pesantren Al Munawir, Krapyak. Mereka tampil cukup unik dengan membawa keranda jenazah dan beberapa santri mengenakan kostum seram seperti badut dan pocong.

Salah seorang santri Ponpes Al Munawir, Ahmad Rikza, menjelaskan kelompoknya mengusung tema merawat tradisi pesantren. "Salah satunya tahlilan yang merupakan tradisi pesantren dan tradisi nusantara. Sedangkan properti seperti keranda jenazah dan kostum unik hanya untuk memeriahkan acara, terutama agar tampilannya bagus," ujarnya. Selain itu kelompoknya juga membawa sembako yang dimasukkan dalam besek. Sembako tersebut dibagikan kepada orang-orang yang membutuhkan setelah acara selesai.

Untuk HSN 2019, ia berharap kualitas santri dapat terus meningkat. Sebab Indonesia merupakan negara dengan mayoritas penduduk muslim terbesar di dunia, sehingga kualitas santri turut berpengaruh pada kualitas masyarakat. "Bagi kami tolak ukurnya santri," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Polisi Tangkap Sejumlah Orang Mengaku Wartawan yang Memeras Warga

News
| Minggu, 13 Juli 2025, 13:47 WIB

Advertisement

alt

Tren Baru Libur Sekolah ke Jogja Mengarah ke Quality Tourism

Wisata
| Sabtu, 12 Juli 2025, 11:37 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement