Advertisement

Banyak Tenaga Kerja Merantau, UMKM Kulonprogo Sulit Cari Penjahit

Jalu Rahman Dewantara
Selasa, 26 November 2019 - 06:47 WIB
Nina Atmasari
Banyak Tenaga Kerja Merantau, UMKM Kulonprogo Sulit Cari Penjahit Anggota Kelompok Alfiana tengah bekerja membuat tas di Dusun Penggung, Desa Hargorejo, Kokap, Kulonprogo. - Harian Jogja/Jalu Rahman Dewantara

Advertisement

Harianjogja.com, KULONPROGO-- Keterbatasan sumber daya manusia (SDM) yang mumpuni, ditambah minimnya kemampuan dalam hal pemasaran menjadi persoalan yang masih membelit sebagian usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di Kulonprogo. Salah satunya dialami Kelompok Alfiana, di Dusun Penggung, Desa Hargorejo, Kecamatan Kokap.

Kelompok yang berdiri sejak 2010 ini bergerak di usaha pembuatan tas dan aneka souvenir. Bisnis tersebut sebenarnya tergolong maju dan berkembang cukup baik. Terlihat dari jumlah pesanan yang tiap bulannya bisa mencapai 1.000 unit, dengan omzet jutaan rupiah. Namun, di balik semua itu, kelompok ini menyimpan persoalan yang umum dialami UMKM di Kulonprogo, yakni tenaga kerja dan pemasaran.

Advertisement

Ketua Kelompok Alfiana, Samujiono mengatakan tenaga kerja yang dibutuhkan di rumah industri ini idealnya 17 penjahit. Dikatakan ideal karena sesuai dengan ketersediaan jumlah mesin jahit. Sementara saat ini yang ada hanya 11 penjahit. Akibatnya enam mesin jahit terpaksa dianggurkan.

Di sisi lain mencari sumber daya manusia (SDM) asli Kulonprogo yang mumpuni di bidang tersebut diakuinya cukup sulit. Kebanyakan memilih merantau atau membuka usaha sendiri.

"Ini yang jadi kendala kami, sulit banget mencari penjahit di Kulonprogo, untuk penjahit yang bekerja di sini rata-rata sudah berpengalaman karena pernah bekerja di industri garmen dan tekstil," ujarnya kepada awak media dalam kegiatan kunjungan UMKM lokal di Kelompok Alfiana, Senin (25/11/2019).

Perihal pemasaran kelompok ini dikatakan keteteran. Sebanyak 1.000 pesanan yang dibikin kelompok ini tiap bulannya, kebanyakan hasil kerjasama dengan Rumah Warna, Jogjayang hak patennya dimiliki rekanan tersebut. Sementara untuk produk asli Alfiana masih kalah saing.

"Ya sebenarnya kami juga ingin produk kami itu bisa sejajar dengan produk lain, tapi itu tadi kami terkendala pemasarannya," kata Samujiono.

Staf Penyiapan Bahan Industri Agro Makanan dan Minuman Bidang Perindustrian, Dinas Perdagangan Kulonprogo, Deny Setiawan mengatakan terkait SDM, pihaknya rutin melakukan pembinaan.

Pembinaan ini meliputi desain dan gugus kendali mutu. Kelompok juga dilatih menata peralatan produksi. Jika ada permasalahan di kelompok, pihaknya membantu mencarikan solusi.

Diakuinya saat ini kendala yang dialami Alfiana yakni tenaga kerja. Sebagai upaya pihaknya bekerjasama dengan perajin lain guna pemberdayaan ibu-ibu usia produktif.

"Beberapa waktu lalu kami juga melakukan studi latih ke tempat lain. Pelatihan jahit juga sudah kami usulkan, kendati sampai saat ini belum terealisasi," ucapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Satuan Pendidikan Diwajibkan Memperhatikan Kebutuhan Siswa dengan Kondisi Khusus

News
| Jum'at, 26 April 2024, 10:57 WIB

Advertisement

alt

Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 19:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement