Advertisement
12 Pasien DBD Dirawat, 1 Korban Meninggal Dunia
Ilustrasi nyamuk DBD - JIBI
Advertisement
Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—Penyakit demam berdarah dengue (DBD) di Gunungkidul mulai memakan korban jiwa. Seorang pasien di RSUD Wonosari bernama Alifa Rosita,11 asal Desa Wareng, Wonosari meninggal dunia saat menjalani perawatan pada Jumat (10/1/2020).
Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi RSUD Wonosari, Sumartana, mengatakan di awal Januari RSUD Wonosari merawat 12 pasien DBD. Dari jumlah korban ini, satu pasien bernama Alifa Rosita dinyatakan meninggal dunia. “Korban positif DBD. Kami sempat merawat tapi nyawanya tidak bisa ditolong,” kata Sumartana saat ditemui di ruang kerjanya, Senin (13/1/2020).
Advertisement
Dia menjelaskan tim medis sudah berusaha untuk menolong korban, tapi berdasarkan hasil pemeriksaan korban terlambat dirujuk ke rumah sakit sehingga nyawanya tak tertolong. “Datang sudah dalam kondisi sakit parah,” katanya.
Sumartana mengatakan kasus korban meninggal DBD sudah dilaporkan ke Dinas Kesehatan (Dinkes) Gunungkidul. Menurut dia, korban meninggal merupakan yang pertama di 2020. “Untuk 2019 RSUD Wonosari merawat 297 pasien DBD, tapi tidak ada yang meninggal dunia,” katanya.
Untuk mengurangi risiko fatal penyakit DBD, masyarakat diminta mengenali ciri-ciri awal penyakit yang disebabkan oleh nyamuk aedes aegypti tersebut. “Mengenali tanda penyakit demam berdarah ini penting sehingga korban dapat diselamatkan,” katanya.
Kepala Dinkes Gunungkidul, Dewi Irawaty, saat dikonfirmasi membenarkan adanya inforamsi salah satu pasien RSUD Wonosari meninggal dunia karena DBD. Meski demikian, jajarannya masih harus melakukan kajian di lapangan untuk mengetahui penyebab pasti dari kematian itu. “Untuk penetapan kejadian luar biasa [KLB], saya kira belum karena kami masih berusaha untuk melakukan penanganan. Kalau bisa dikendalikan, maka tidak perlu ada KLB,” kata Dewi.
Terlepas dari adanya korban meninggal dunia karena DBD, Dewi mengakui masyarakat perlu meningkatkan kewaspadaan terhadap penyekit DBD. Sesuai dengan siklus berkembangbiak nyamuk, musim hujan merupakan waktu yang rawan terjadinya serangan DBD. “Harus diantisipasi agar penyebaran penyakit DBD tidak semakin meluas,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Sepekan Pascagempa Magnitudo 7,5, Jepang Cabut Imbauan Darurat
Advertisement
Taman Kuliner Ala Majapahit Dibuka di Pantai Sepanjang Gunungkidul
Advertisement
Berita Populer
- Kunjungan Anak ke Vredeburg Naik, Fasilitas Bermain Direvitalisasi
- Jadwal Lengkap KRL Jogja-Solo Selasa 16 Desember 2025
- Jadwal SIM Keliling Polda DIY Selasa 16 Desember 2025, Ini Lokasinya
- Jadwal DAMRI Jogja-YIA Selasa 16 Desember 2025, Tarif Rp80 Ribu
- Disnakertrans Bantul Lepas 3 KK Transmigrasi ke Poso
Advertisement
Advertisement



