Advertisement

Promo Desember

Jangan Konsumsi Hewan Mati, Ini Peringatan Pakar soal Bahaya Antraks di Gunungkidul

Newswire
Minggu, 19 Januari 2020 - 01:37 WIB
Bhekti Suryani
Jangan Konsumsi Hewan Mati, Ini Peringatan Pakar soal Bahaya Antraks di Gunungkidul Petugas dari Dinas Pertanian dan Pangan Gunungkidul berupaya mengubur bangkai sapi milik Sunaryo yang mati mendadak di Dusun Kulwo, Desa Bejiharjo, Kecamatan Karangmojo, Selasa (27/8/2019)./Istimewa - Dokumen DPP Gunungkidul

Advertisement

Harianjogja.com, SLEMAN--Wabah antraks yang kini muncul di Gunungkidul perlu diwaspadai masyarakat sebab bisa berakibat fatal.

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) telah menetapkan Kejadian Luar Biasa (KLB) antraks atau penyakit sapi gila di Kabupaten Gunungkidul pasca-meninggalnya sejumlah ternak dan 27 warga dinyatakan positif antraks beberapa pekan terakhir. Karenanya, penanganan kasus yang terus berulang tersebut harus ditangani secara komprehensif.

Advertisement

Dekan Fakultas Peternakan UGM Ali Agus di kampus setempat, Sabtu (18/1/2020), mengungkapkan, penanganan kasus antraks di Gunungkidul harus dilakukan secara komprehensif. Sebab, antraks bisa menyebar luas bila tidak ditangani bersama-sama.

“Perlu ada strategi pemberantasan dan pengendalian penyakit antraks khususnya zoonotik lainnya secara komprehensif dan berkesinambungan di seluruh DIY,” ungkapnya.

Selain pemusnahan ternak yang positif antraks, pengawasan lalu lintas ternak, pakan, dan pupuk kandang harus diperketat, terutama ternak dan pakan yang berasal dari daerah kasus dan berisiko antraks.

Penjualan hewan sakit pun harus segera dihentikan, termasuk menyembelih hewan sakit atau mati mendadak.

“Penularan penyakit antraks bisa terjadi karena kontak langsung dengan hewan yang sakit atau daging hewan yang terkontaminasi. Selain itu juga dari mengonsumsi daging hewan yang terkontaminasi spora antraks,” jelasnya.

Pembatasan mobilisasi orang dan ternak di Gunungkidul pun diharapkan bisa mengurangi risiko penularan. Yang tak kalah penting, ada langkah-langkah strategis lainnya terkait biosecurity.

“Yang paling sederhana, bagaimana orang yang keluar dan masuk kandang itu diberi disinfektan,” jelasnya.

Sementara, pengajar Fakultas Peternakan UGM, Riris Andono Ahmad, mengungkapkan, penularan penyakit antraks terhadap manusia sendiri dapat termanifestasi ke dalam tiga macam, yakni antraks kulit akibat kontak langsung dengan binatang yang sakit atau mati, antraks pencernaan jika mengonsumsi daging yang terkontaminasi antraks, atau antraks pernapasan melalui spora antraks yang terhirup.

“Yang paling banyak antraks kulit, yang memiliki gejala demam, bengkak, serta luka yang memunculkan kopeng menghitam tebal. Antraks jenis ini relatif tidak fatal, lebih berbahaya antraks pernapasan dan pencernaan,” paparnya.

Karenanya, masyarakat diharapkan memiliki kesadaran yang lebih tentang antraks. Apabila seekor ternak telah menunjukkan gejala antraks, seperti demam tinggi, gelisah, tidak mau makan, mati dengan keluarnya darah hitam dari lubang tubuh, atau mati secara mendadak, maka pemilik ternak perlu menghubungi puskeswan atau petugas kesehatan hewan terdekat.

“Jangan justru menyembelih hewan tersebut untuk dijual atau dikonsumsi,” ujar Riris.

Sebab, yang sering terjadi di DIY, sebagian besar kasus dipicu kebiasaan di mana ketika seekor ternak sakit atau mati, masyarakat merasa tidak rela untuk memusnahkannya begitu saja. Daripada mati sia-sia, maka sapi yang sakit itu justru disembelih untuk dijual dengan harga murah atau diberikan kepada masyarakat sekitar.

“Justru hal ini akan meningkatkan risiko penyakit karena dengan menyembelih hewan. Itu akan menyebarkan spora ke lingkungan,” imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Suara.com

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Kasus Suap Harun Masiku, Yasonna Laoly Diperiksa KPK

News
| Rabu, 18 Desember 2024, 14:37 WIB

Advertisement

alt

Waterboom Jogja Rayakan Ulang Tahun ke-9, Ada Wahana Baru dan Promo Menarik

Wisata
| Jum'at, 13 Desember 2024, 21:37 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement