Advertisement

Pertumbuhan Padi Terganggu Hujan yang Menghilang

David Kurniawan
Rabu, 22 Januari 2020 - 22:27 WIB
Yudhi Kusdiyanto
Pertumbuhan Padi Terganggu Hujan yang Menghilang Gito Suwarno, seorang petani di Dusun Karanggumuk, Desa Kemejing, Kecamatan Semin, memelihara tanaman padi di lahan milikinya, Rabu (22/1/2020). - Harian Jogja/David Kurniawan

Advertisement

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—Petani di Dusun Karanggumuk, Desa Kemejing, Kecamatan Semin, resah karena lebih dari sepekan hujan tak kunjung turun. Kondisi ini diperkirakan akan mengganggu pertumbuhan tanaman padi yang ditanam petani.

Salah seorang petani di Dusun Karanggumuk, Gito Suwarno, mengatakan padi yang ditanam mulai terancam kekeringan. “Sudah hampir 10 hari hujan tak turun dan ini sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman padi,” katanya saat ditemui Harian Jogja, Rabu (22/1/2020).

Advertisement

Menurut dia, dampak dari hujan yang berhenti turun sudah mulai terlihat, di mana tanaman padi mulai mengering. Selain itu, pertumbuhan juga terganggu meski penanaman dilakukan di waktu bersamaan. Sebagai contoh, di satu petak lahan miliknya, sebagian tanaman ada yang masih subur, sementara di bagian lain ada yang mulai mengering. “Ini belum seberapa karena di petak lain ada padi yang daunnya mulai menguning karena kekurangan air,” katanya.

Gito berharap hujan bisa segera turun sehingga padi yang ditanam mendapat pasokan air sehingga dapat tumbuh subur dan dapat berproduksi maksimal. “Kalau terus mengering susah, padi sulit tumbuh dengan baik,” katanya.

Kepala Bidang Tanaman Pangan Dinas Pertanian dan Pangan (DPP) Gunungkidul, Raharjo Yuwono, membenarkan bahwa wilayah Gunungkidul sempat beberapa hari tidak diguyur hujan. Menurut dia, kondisi ini termasuk anomali cuaca yang dipengaruhi oleh embusan angin dari benua Australia. “Ada anomali cuaca, tapi tidak lama. Buktinya kemarin [Selasa 21/1] sudah ada wilayah yang diguyur hujan,” katanya.

Raharjo memastikan hingga saat ini tidak ada laporan tanaman padi milik petani yang terancam puso. Dari sisi dampak, anomali cuaca ini berdampak terhadap lahan seperti munculnya retakan-retakan tanah hingga daun padi yang mulai mengerut. Hanya, kata dia, hal tersebut masih dalam batas kewajaran karena pasokan air berkurang. “Saat hujan turun, tanaman kembali tumbuh. Untuk retakan tanah, juga belum jadi masalah karena masih ada kandungan air untuk memasok kebutuhan air pada padi,” katanya.

Selain berharap agar hujan segera turun, untuk pemeliharaan lahan pertanian para petani diminta untuk rutin mengamati hama. Hal ini dibutuhkan agar deteksi dilakukan sejak dini sehingga saat ada potensi serangan bisa langsung ditangani. “Jangan sampai parah baru ditangani karena akan berpengaruh terhadap produksi. Untuk antisipasi pengamatan hama harus dilakukan secara berkala,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Satuan Pendidikan Diwajibkan Memperhatikan Kebutuhan Siswa dengan Kondisi Khusus

News
| Jum'at, 26 April 2024, 10:57 WIB

Advertisement

alt

Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 19:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement