Advertisement
Pertumbuhan Ekonomi di DIY 2019 Melesat Melampaui Nasional
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Ekonomi DIY selama 2019 tumbuh 6,60% (c-to-c), melaju lebih pesat dibandingkan pada 2018 yang tumbuh sebesar 6,20% dan melebihi angka nasional.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) DIY, Heru Margono mengatakan pertumbuhan ekonomi ini melebihi angka pertumbuhan nasional . “1% lebih dari pertumbuhan ekonomi nasional yang sebesar 5,02%,” kata Heru, Rabu (5/2/2020).
Advertisement
Perekonomian DIY triwulan IV 2019 terhadap triwulan IV 2018 tumbuh 6,16% (y-on-y) lebih rendah dibandingkan pertumbuhan periode yang sama 2018 yang tumbuh 7,39%. Sementara itu dibanding triwulan III 2018 perekonomian DIY tumbuh sebesar 0,80% (q-to-q), lebih tinggi bila dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar 0,66%.
Secara sektoral pertumbuhan selama 2019 dimotori oleh lapangan usaha konstruksi yang tumbuh 14,39%, diikuti pengadaan air, pengolahan sampah, limbah, dan daur ulang yang tumbuh sebesar 8,90%, dan penyediaan akomodasi dan makan minum yang tumbuh sebesar 8,89%. Di sisi lain, penopang utama pertumbuhan dari sisi pengeluaran adalah komponen pembentukan modal tetap bruto yang tumbuh 9,74% dan pengeluaran konsumsi lembaga nonprofit yang melayani rumah tangga yang juga tumbuh cukup tinggi sebesar 9,58%.
Sementara dari andil pertumbuhan masing-masing lapangan usaha. Andil lapangan usaha konstruksi masih berada pada urutan tertinggi, yaitu 1,47%. Andil pertumbuhan terbesar berikutnya adalah lapangan usaha penyediaan akomodasi dan makan minum sebesar 0,85%, diikuti informasi dan komunikasi sebesar 0,83%, industri pengolahan sebesar 0,73%, dan jasa pendidikan sebesar 0,58%. Dari sisi Produk Domestik Bruto (PDRB) pengeluaran andil terbesar pertumbuhan ekonomi DIY selama 2019 didominasi pembentukan modal tetap bruto dan pengeluaran konsumsi rumah tangga masing-masing sebesar 2,71% dan 2,24%.
“Terbesar memang masih konstruksi, seiring masih berjalannya proyek bandara dan beberapa fasilitas umum seperti jembatan dan underpass. Kedepan semestinya menggerakan sektor lain untuk menjaga pertumbuhan ekonomi. Contoh Kulonprogo lebih bagus lagi mengcreate restoran, hotel,” ucapnya.
Rektor Universitas Widya Mataram Yogyakarta, yang juga merupakan pengamat ekonomi, Edy Suandi Hamid juga melihat pertumbuhan ekonomi di DIY beberapa tahun terakhir memang banyak didorong oleh pembangunan infrastruktur bandara. Mengingat pengerjaan sudah akan selesai, dikatakannya perlu kesiapan di sektor lain seperti halanya pariwisata.
“Harus melakukan hal yang luar biasa untuk mempertahankannya, Misal ada bandara bagaimana memanfaatkan berkelanjutan, bukan hanya infrastrukturnya. Mendorong pertumbuhan hotel misalnya, untuk mendukung pariwisata,” ucapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
- Satu Kemenangan Lagi menuju Olimpiade Paris, STY: Percayai Saya, Ikuti Saya!
- Koalisi Berkah Pecah, Hari Wuryanto Bakal Maju sebagai Calon Bupati Madiun 2024
- Garuda Muda Layak Waspada, 3 Pemain Uzbekistan Bermain di Prancis dan Rusia
- Uzbekistan jadi Lawan Garuda Muda di Semifinal setelah Kandaskan Arab Saudi 2-0
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement
Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali
Advertisement
Berita Populer
- Cara Membeli Tiket KA Bandara Jogja via Online
- Jadwal Lengkap KRL Jogja Solo dan KRL Solo Jogja Hari Ini, Jumat 26 April 2024
- Jadwal KA Prameks Jogja-Kutoarjo, Jumat 26 April 2024
- Rute, Tarif dan Jalur Bus Trans Jogja, Yuk Cek di Sini
- Jadwal Pemadaman Jaringan Listrik di Kota Jogja Hari Ini, Cek Lokasi Terdampak di Sini
Advertisement
Advertisement