Advertisement
Desain Tol Jogja-Solo Final, Pemerintah Segera Gelar Konsultasi Publik

Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN- Hari ini, Dinas Pertanahan dan Tata Ruang (Dispertaru) DIY menerima hasil validasi data tanah terkait proyek tol Jogja-Solo, setelah melakukan sosialisasi. Hal itu merupakan validasi akhir sebelum melaksanakan konsultasi publik pada Maret mendatang.
Kepala Dinas Pertanahan dan Tata Ruang DIY Krido Suprayitno mengatakan rapat koordinasi (Rakor) seluruh tim validasi data tanah di masing-masing desa yang terdampak pembangunan jalan tol itu bertujuan untuk memperkecil risiko yang akan muncul dari proyek tersebut. Terutama masalah pengadaan lahan.
Advertisement
Konsolidasi akhir tersebut akan melibatkan seluruh desa dan kecamatan terdampak, yang sudah selesai mendapatkan sosialisasi. Termasuk yang baru saja mendapatkan sosialisasi seperti Desa Condongcatur dan juga Maguwoharjo. Kedua desa tersebut merupakan sampel validasi data tanah untuk wilayah perkotaan.
"Validasi akhir ini juga akan mengalkulasikan dampak pembangunan tol agar dapat diminimalisasi dan diperkecil sekaligus mencari antisipasi dan solusi yang tepat," katanya saat ditemui di Pasar Ikan Koi Jogja, Dawukan, Sendangtirto, Berbah, Selasa (11/2/2020).
Pihaknya akan melanjutkan sosialisasi pengadaan jalan tol pada pekan depan. Dimulai dari Desa Caturtunggal Kecamatan Depok (49 bidang), Sariharjo (9 bidang), Sinduadi (108 bidang), Sendangadi (48 bidang) Kecamatan Ngaglik dan Trihanggo Kecamatan Gamping (64 bidang).
"Sosialisasi di Caturtunggal akan dilaksanakan setelah 17 Februari. Setelah selesai (trase Jogja-Solo) sosialisasi untuk trase berikutnya (Jogja-Bawen) akan dilakukan. Tentu saja butuh persiapan yang lebih matang," katanya.
Krido memastikan gambar desain tol untuk trase Jogja-Solo sudah final sehingga secara prinsip tim sudah memungkinkan untuk menyelenggarakan konsultasi publik. Desain tol yang dimaksud juga termasuk di sepanjang ring road dan persimpangan Monjali.
Di persimpangan ini, desain jalan tol dibuat at grade. Nantinya arus dari utara ke selatan dibuatkan penggal atau tempat arus lalu lintas berputar begitu juga arus dari selatan. Kondisi ini akan menambah luas lahan yang akan dibebaskan dari rencana sebelumnya.
"Fungsi perempatan monjali tidak terganggu, fungsi fly over Jombor tidak terganggu. Hanya saja saat pembangunan perlu ada rekayasa dan manajemen lalu lintas," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Berawal dari Mimpi tentang Nabi Nuh, Sepanjang Hidup Mencintai Sungai
Advertisement

Thai AirAsia Sambung Kembali Penerbangan Internasional di GBIA
Advertisement
Berita Populer
- Reog Wayang Trimurti Diajukan Jadi Warisan Budaya Takbenda Nasional
- Penguatan Modal Peternakan di Sleman Baru Tersalurkan Rp2,5 Miliar
- Rencana Penerapan 1 TPR untuk Pansela, Begini Kata Bupati Bantul
- Jokowi Hadiri Rapat Senat Terbuka Fakultas Kehutanan UGM
- Melihat Stoomwals, Mesin Gilas Buatan Inggris di Depan DPUPKP Bantul
Advertisement
Advertisement