Advertisement
Siswa SMPN 1 Turi Hanyut saat Pramuka, Begini Tanggapan Sekolah Lain ...
Advertisement
Harianjogj.com, SLEMAN - Peristiwa siswa SMPN 1 Turi hanyut terbawa arus air Sungai Sempor saat mengikuti kegiatan Pramuka susur sungai, Jumat (21/2/2002) menuai tanggapan dari sekolah lain. Salah satu hal yang disoroti adalah tentang perencanaan kegiatan Pramuka yang masih terbatas.
Basori, selaku Wakil Kepala SMPN 4 Ngaglik mengaku kegiatan Pramuka baik di luar maupun di dalam lingkungan sekolah, seharusnya sudah terencana sejak awal semester.
Advertisement
"Setiap awal tahun ajaran baru, [sekolah] kami mengadakan musyawarah dengan pelatih [Pramuka] untuk merancang kegiatan selama satu semester. Biasanya kegiatan Pramuka setiap minggu itu berlatih [di dalam sekolah] dan akhir semester untuk kegiatan di luar. Semester satu kegiatan hiking dan semester dua kemah yang di dalamnya ada bakti sosial atau outbond," katanya, Sabtu (22/2/2020).
Menurutnya semua kegiatan Pramuka sejak awal sudah terencana dan tidak ada yang diselenggarakan secara mendadak. "Dari dinas [Pendidikan] juga ada [aturan] bahwa setiap kegiatan di luar harus ada programnya dan manajemen risiko, untuk semua ekstra harus ada manajemen risiko," lanjut dia.
Terkait tragedi SMPN 1 Turi, ia enggan menilai siapa yang salah. Sebab di satu sisi, peristiwa tersebut berkaitan dengan kondisi alam yang tidak dapat diprediksi. "Kalau di sini terang benderang, di ujung hujan, kita enggak bisa prediksi. Saya nggak bisa melihat kejadian ini karena human eror atau alam, kita enggak bisa salahkan," tuturnya.
Ia juga menyoroti jumlah siswa dengan pendamping yang tidak imbang. Saat peristiwa Turi kemarin, jumlah siswa hampir mencapai 250, sementara pendamping hanya ada enam orang. "Kalau kegiatan di luar, [pendampingannya] akan sulit. Siswa itu bagaimanapun tetap seorang anak yang mana untuk mengendalikannya tetap sulit," tuturnya.
Sebelumnya diberitakan bahwa sebanyak 249 siswa SMPN 1 Turi Sleman mengikuti kegiatan Pramuka berupa susur sungai di Sungai Sempor pada Jumat (21/2/2020) sore. Saat kegiatan berlangsung, tiba-tiba arus air menjadi deras karena banjir. Sebagian siswa hanyut terbawa arus sungai tersebut.
Hingga berita ini ditulis, delapan siswa yang semuanya perempuan ditemukan dalam kondisi meninggal dunia, dua siswa lainnya masih dalam pencarian, sementara sisanya dinyatakan selamat. Para siswa adalah kelas VII dan VIII.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Pemerintah Pastikan Tidak Impor Bawang Merah Meski Harga Naik
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Putusan MK Soal Sengketa Pilpres, Muncul Aksi Unjuk Rasa di Kantor KPU DIY
- Danais Kembali Dikucurkan untuk Mendukung Program Becak Listrik di 2024
- Heroe Poerwadi Kumpulkan Berkas Pendaftaran Cawali ke DPD Golkar Kota Jogja
- Kereta Api Terlambat, Daops 6 Yogyakarta Minta Maaf
- PENINGKATAN KAPASITAS SDM WISATA: Dispar DIY Gelar Pelatihan Penyelenggaraan Event
Advertisement
Advertisement