Advertisement

Jualan Sejak Subuh, Daging Sapi Hanya Laku Sekilo

Muhammad Nadhir Attamimi
Minggu, 23 Februari 2020 - 22:27 WIB
Yudhi Kusdiyanto
Jualan Sejak Subuh, Daging Sapi Hanya Laku Sekilo Waginem, pedangan daging di Pasar Argosari, Wonosari, menunggui dagangannya, Sabtu (22/2/2020). - Harian Jogja/Muhammad Nadhir Attamimi

Advertisement

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—Dampak merebaknya antraks beberapa waktu lalu masih dirasakan sejumlah pedagang. Di sejumlah pasar tradisional di Gunungkidul, penjualan daging sapi masih lesu.

Waginem, 64, seorang pedangan daging sapi di Pasar Argosari, Wonosari, mengaku harus memutar otak untuk menjual dagangannya. Menurut perempuan asal Desa Ngebrak, Kecamatan Semanu ini, sejak wabah antraks merebak, penjualannya terus merosot. Bahkan meski mulai berjualan pada subuh, dia hanya mampu menjual satu kilogram daging setiap harinya.

Advertisement

"Kami benar-benar menangis kalau kondisinya seperti ini terus. Saya berjualan mulai pukul 03.00 WIB dan sampai pukul 11.00 WIB hanya bisa menjual satu kilogram daging saja. Kondisi ini terjadi hampir setiap hari," kata Waginem saat ditemui Harian Jogja, Sabtu (22/2/2020).

Waginem mengungkapkan sejak kasus antraks mencuat pada Januari lalu, penjualan daging terus menurun. Pedagang sangat merasakan dampaknya. Bahkan, jika biasanya setiap ke pasar membawa daging cukup banyak, namun belakangan ini hanya membawa seadanya saja. "Masyarakat masih takut membeli daging sehingga menjualan sepi dan omzet pedagang juga menurun," ujarnya.

Kondisi seperti itu, menurut Waginem, dirasakan semua pedagang. Bahkan saking sepinya pembeli, beberapa pedagang memilih tutup lebih cepat. Untuk harga, meski jumlah pembeli merosot, pada pedagang tetap mempertahankan harga di kisaran Rp120.000/ kilogram. "Kasus antraks membuat masyarakat khawatir dan takut membeli daging. Padahal daging yang kami jual berasal dari sapi yang sehat," ujarnya.

Sekretaris Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Gunungkidul, Virgilio Soriano, tak menampik jika tingkat konsumsi daging di masyarakat Gunungkidul masih cukup rendah. Jajarannya bersama Pemkab Gunungkidul tidak akan tinggal diam melihat kondisi ini.

Salah satu langkah utama yang perlu dilakukan pemerintah, menurut Virgilio, dengan mengembalikan dan memulihkan kepercayaan masyarakat untuk kembali mengonsumsi daging yang dijual di pasaran pasca merebaknya kasus antraks. "Sampai saat ini belum stabil, kami masih berusaha untuk menyetabilkan tingkat kepercayaan masyarakat untuk membeli daging," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Satuan Pendidikan Diwajibkan Memperhatikan Kebutuhan Siswa dengan Kondisi Khusus

News
| Jum'at, 26 April 2024, 10:57 WIB

Advertisement

alt

Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 19:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement