Advertisement

Sagiran, Pemilik RS Nur Hidayah Masuk Bursa Pilkada Bantul

Ujang Hasanudin
Rabu, 04 Maret 2020 - 19:57 WIB
Bhekti Suryani
Sagiran, Pemilik RS Nur Hidayah Masuk Bursa Pilkada Bantul ilustrasi. - dok

Advertisement

Harianjogja.com, BANTUL--Sejumlah nama digadang-gadang maju ke Pilkada Bantul tahun ini. Mulai dari artis hingga pemilik rumah sakit.

Salah satu tokoh yang masuk bursa Pilkada Bantul adalah Sagiran. Sagiran digadang-gadang oleh Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dalam komunikasi dengan penggagas poros tengah ini. Selain Sagiran, PKS juga memunculkan nama aktris Soimah. “Dua nama itu jadi bahan komunikasi kami dengan poros tengah,” kata Ketua Tim Pemenangan Pemilu Daerah (TPPD) PKS Bantul, Arif Haryanto, saat dihubungi Rabu (4/3/2020).

Advertisement

Arif mengatakan PKS sudah berkomunikasi langsung dengan Sagiran secara personal maupun partai. Sementara komunikasi dengan Soimah baru sebatas personal kader PKS. Ia menilai kedua nama tersebut layak dipertimbangkan untuk diusung bakal calon bupati atau wakil bupati karena memiliki kapasitas dan kapabilitas.

Menurut dia, Sagiran adalah salah satu putra daerah yang kesehariannya didedikasikan untuk mengabdi pada masyarakat melalui rumah sakit maupun lembaga sosial. Ia juga menilai pemilik rumah sakit Nur Hidayah itu memiliki obsesi untuk memperluas pengabdiannya kepada masyarakat, “Ingin memiliki pengaruh terhadap kebijakan,” ujar Arif. Sementara Soimah memiliki kemampuan dalam bidang seni sehingga bisa menggenjot pembangunan dari sisi seni, budaya dan pariwisata yang akan menjadi fokus pembangunan Bantul ke depan.

Sementara itu, Ketua DPD Partai Amanat Nasional (PAN) Bantul, Mahmud Ardi Widanto mengapresiasi munculnya nama Sagiran yang dibawa PKS. Menurut dia, Sagiran layak memimpin Bantul. Namun untuk posisi bakal calon bupati atau wakil bupati masih perlu didiskusikan dengan bakal partai koalisi. “Pak Sagiran bisa menjadi pemimpin alternatif di Bantul,” ucap dia.

Ardi pribadi merasa cocok jika jika pada akhirnya dapat berduet dengan Sagiran, baik sebagai bakal calon bupati atau wakil bupati. Kecocokan PAN dengan sosok Sagiran bukan hanya pada pilkada ini. Bahkan dalam pilkada 2015 lalu, PAN sempat akan mengusung dokter spesialis bedah tersebut bersama Golkar.

Namun karena Golkar terjadi persoalan di internal partai sehingga PAN tidak cukup syarat untuk mengusung Sagiran sehingga dalam pilkada lima tahun lalu PAN memilih absen alias tidak memihak pada siapapun secara partai.

Diketahui selain sebagai dokter bedah di PKU Gamping dan PKU Bantul, Sagiran juga sering mengisi pengajian di berbagai forum. Ia juga aktif melakukan bakti sosial ke berbagai daerah melalui khitanan massal dan pengobatan gratis. Sagiran merupakan anggota Ormas Muhammadiyah, namun ia juga dengan dengan lingkungan nahdliyyin-warga NU. Selain itu Sagiran juga merupakan Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Bantul dan dosen di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

Sementara itu Sagiran menyatakan tidak ada niat pribadi untuk mencalonkan diri menjadi calon bupati atau wakil bupati Bantul. Sampai saat ini ia memastikan belum ada partai politik yang meminangnya untuk masuk dalam bursa pencalonan.

Sagiran mengaku bukan bagian dari kader partai politik, “Saya kader Muhammadiyah secara organisatoris, secara sosial baik keluarga dan pergaulan banyak NU,” kata dia, melalui sambungan telepon.

Saat ini ia bahkan masih setoran hapalan Quran kepada kiai NU di Wonokromo, Pleret. Dalam kesempatan tersebut ia juga dinasehati agar lebih mengedepankan persaudraan ketimbang persaingan. Ketokohan dan perannya di masyarakat bisa terganggu jika dirinya masuk dalam persaingan politik.

Namun sebagai akademisi, alumnus Universitas Gajah Mada (UGM) ini memiliki pandangan lain dalam penjaringan dan pencalonan yang dilakukan partai politik semestinya ada perubahan dan pendewasaan. Tidak asal menyebut nama-nama tokoh.

“Kalau ada keseriusan [dicalonkan] saya tak bisa seorang diri [menyanggupi], ditanting mau enggak. Saya enggak mau,” kata dia.

“Silahkan secara formal datang ke Muhammadiyah kalau memang berniat serius. Saya tak akan melangkah kalau tak mendapatkan mandat dari Muhammadiyah.

Sama seperti aparatur sipil negara (ASN) yang memiliki aturan “Kami di organisasi juga punya aturan seperti itu,” ungkap Sagiran.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Pilihan

Advertisement

alt

AS Disebut-sebut Bakal Memberikan Paket Senjata ke Israel Senilai Rp16 Triliun

News
| Sabtu, 20 April 2024, 17:37 WIB

Advertisement

alt

Rekomendasi Menyantap Lezatnya Sup Kacang Merah di Jogja

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 07:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement