Advertisement
Apdesi Bantul Minta Semua Desa Sediakan Rumah Karantina
Advertisement
Harianjogja.com, BANTUL - Asosiasi Pemerintah Desa Seuruh Indonesia (APDESI) Bantul meminta semua kepala desa untuk menyediakan rumah isolasi atau rumah karantina di desanya masing-masing. Rumah karantina itu dinilai sangat berguna untuk menampung pendatang dan pemudik dari luar daerah.
“Apalagi saat ini menghadapi Ramadan dan Idulfitri pasti banyak yang mudik. Belum lagi yang kehilangan pekerjaan karena banyak perusahaan yang merumahkan karyawannya pasti memilih pada pulang,” kata Ketua Dewan Pimpinan Cabang Apdesi Bantul, Ani Widayani, saat dihubungi, Senin (6/4/2020).
Advertisement
Ani mengatakan penyediaan rumah karantina itu merupakan amanah dari Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi, melalui Surat Edaran (SE) Nomor 8/2020 tentang Desa Tanggap Corona dan Penegasan Padat Karya Tunai Desa (PKTD). Menurut dia, pengadaan rumah karantina tidak perlu mahal, karena bisa memanfaatkan bangunan yang sudah ada seperti ruang pertemuan, bangunan sekolah, dan fasilitas publik lainnya.
Hal itu seperti yang dilakukannya di Desa Sumbermulyo dengan menyiapkan ruang pertemuan desa dan gedung BUMDes serta rumah warga yang belum dihuni sebagai ruang karantina sementara. “Yang penting ada dan tidak harus mahal,” kata dia.
Sejauh ini diakui Ani baru di desanya yang sudah menyediakan rumah karantina. Sementara untuk penyediaan sembako, kata dia, sudah ada sejumlah desa yang menerapkannya dengan merelokasi APBDes.
Lebih lanjut Ani mengatakan pihaknya justru mengapresiasi Pemerintah Provinsi Jawa Tengah yang sudah menyediakan rumah karantina khusus. Semestinya, kata dia, daerah-daerah di DIY juga menyediakannya sebaga bentuk antisipasi dari penyebaran infeksi Covid-19.
Sementara itu, Andi, salah satu penghuni rumah karantina di gedung Saemaul, Kaligondang, Desa Sumbermulyo, Bambanglipuro, Bantul, mengaku nyaman tinggal di ruang tersebut. ia sudah sembilan hari menghuni tempat tersebut karena ada penolakan dari warga di salah satu dusun.
Alasan penolakan tersebut karena ia bersama keluarganya sempat bepergian ke Bandung selama tiga hari. Andi mengatakan saat bepergian belum ada kebijakan lockdown di kampung tempat dia mengontrak, “Saat saya pulang ada kebijakan lockdown,” kata dia.
Ia mengapresiasi Pemdes Sumbermulyo yang sudah memfasilitasi tempat tinggal berikut kebutuhannya sehari-hari, seperti makan tiga kali dalam sehari selama dua pekan, kebutuhan sabun cuci serta gula dan teh. Selain keluarga Andi sebanyak lima orang, di Gedung Saemaul juga ditinggali dua remaja yang baru pulang dari Cengkareng, Jawa Barat. Keduanya baru tinggal dua hari di rumah karantina tersebut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Patahan Pemicu Gempa Membentang dari Jawa Tengah hingga Jawa Timur, BRIN: Di Dekat Kota-Kota Besar
Advertisement
Mengenal Pendopo Agung Kedhaton Ambarrukmo, Kediaman Sultan Hamengku Buwono VII
Advertisement
Berita Populer
- Jalur Trans Jogja dan Tarifnya, Cek di Sini!
- DPRD DIY Setujui Perubahan Propemperda DIY Tahun 2024
- Tol Jogja-Solo Beroperasi Gratis untuk Mudik Lebaran 2024, Ini Ketentuan Mobil Melintas dan Pintu Keluar Masuknya
- Farmasi UAD Kembali Giatkan Sekolah Lansia Segar Guna Tingkatkan Kesehatan Lansia di Wirobrajan
- Stok Darah dan Layanan Donor Darah di PMI Kabupaten & Kota di DIY, Kamis 28 Maret 2024
Advertisement
Advertisement