Advertisement
Pengajuan Permohonan Keringanan Tagihan Air di Bantul Masih Sedikit

Advertisement
Harianjogja.com, BANTUL—Meski telah menawarkan layanan karting tarif pembayaran rekening air, PDAM Tirta Projotamansari Bantul belum banyak menerima surat pengajuan permohonan keringanan tersebut.
Direktur PDAM Tirta Projotamansari Bantul Arinto Hendro Budiantoro mengatakan keringanan diberikan kepada pelanggan yang biaya penggunaan airnya melonjak selama dua bulan terakhir. Besaran keringanan yang diberikan adalah sebesar 10% hingga 30% dari total tagihan.
Advertisement
Hanya mekanisme pemberian keringanan tersebut, imbuh dia, diberikan berdasarkan surat permohonan keringanan yang diajukan oleh pelangggan. “Sejauh ini belum banyak surat [permohonan keringanan] yang kami terima. Sejauh ini baru ada 52 surat yang masuk,” ucap dia, Senin (27/4/2020).
Tak hanya itu, selama pandemi ini, perusahaannya juga memberikan dispensasi berupa penghapusan biaya keterlambatan sebesar Rp10.000 bagi setiap rekening. “Kalau tenggat waktu normal adalah antara 1-20 di bulan yang sama. Tetapi kondisi pandemi seperti ini, kami maklmumi [keterlambatan pembayaran],” kata dia.
Disinggung soal kebutuhan air selama pandemi, dia mengaku ada peningkatan yang cukup signifikan. “Februari lalu produksi air yang kami keluarkan 816.000 meter kubik. Bulan ini ada penambahan 12.000 meter kubik menjadi sekitar 828.000 meter kubik,” kata Arinto,
Dia menduga meningkatnya penggunaan air karena masyarakat lebih banyak di rumah. Kebutuhan air bersih tidak hanya untuk konsumsi, tetapi juga untuk cuci tangan dan membersihkan lingkungan.
Meski ada peningkatan penggunaan air bersih, namun PDAM Projotamansari Bantul, kata Arinto masih mampu memenuhinya bahkan menambah produksi untuk pelanggan.
Kapsitas air yang diolah PDAM juga sejauh ini diakuinya masih mencukupi. Kapasitas air yang dimiliki PDAM dari 22 tempat pengolahan air bersih di 17 kecamatan sebanyak 400 liter per detik, dan yang dimanfaatkan oleh masyarakat baru sekitar 350 liter per detik. “Berarti masih ada lebih kurang 50 liter per detik kapasitas yang kami miliki,” ujar Arinto.
Selain itu, sejauh ini juga tidak ada persoalan pada jaringan suplai air bersih kepada pelanggan di Bantul sebanyak sekitar 34.000 pelanggan dan sebagian kecil wilayah luar Bantul di bagian perbatasan, karena ketersediaan air baku masih melimpah. Menurut Arinto, biasanya yang bermasalah adalah ketika terjadi kekeringan dan bencana banjir yang mempengaruhi kualitas air baku dan jaringan.
Sebelumnya, dia mengaku pemasukan untuk dua bulan terakhir memang turun drastis. “Penurunannya sekitar lima persen dari total Rp2,6 miliar per bulan,” ucap dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Hasil Kunjungan Presiden Prabowo: Indonesia dan Arab Saudi Sepakati Investasi Senilai Rp437 Triliun
Advertisement

Kampung Wisata Bisa Jadi Referensi Kunjungan Saat Liburan Sekolah
Advertisement
Berita Populer
- Pemulangan Jenazah Mahasiswa KKN-PPM UGM Korban Kapal Tenggelam Menunggu Pihak Keluarga
- Program Rumat Sampah dari Rumah Mampu Atasi Masalah Sampah di Purwokinanti Jogja
- Tabrakan Mobilio vs Fortuner di Jalan Nasional di Gunungkidul, Seluruh Penumpang Dilarikan ke Rumah Sakit
- Pelatih PSIM Jogja Van Gastel Soroti Perbedaan Sepak Bola Indonesia dan Belanda, Singgung Pembinaan Usia Dini
- Masih Ada Sekolah Negeri Kekurangan Siswa di Kota Jogja, Hasto Wardoyo Upayakan Peningkatan Kualitas
Advertisement
Advertisement