Advertisement

Petani di Galur Bakar Tanaman Padi karena Diserang Wereng

Catur Dwi Janati
Senin, 04 Mei 2020 - 01:27 WIB
Nina Atmasari
Petani di Galur Bakar Tanaman Padi karena Diserang Wereng Seorang warga membakar tanaman padinya yang diserang wereng cokelat pada Sabtu (2/5/2020) di Kapanewon Galur. - Harian Jogja/Catur Dwi Janati

Advertisement

Harianjogja.com, KULONPROGO-- Hama wereng cokelat telah menyerang tanaman padi di daerah Dukuh Nomporejo, Desa Karangsewu, Kapanewon Galur. Akibatnya sejumlah lahan persawahan mengalami penurunan produksi drastis.

Salah satu petani, Sutirah memilih membakar tanaman padinya. Padi milik Sutirah kering, habis dihisap wereng cokelat. "Hampir selahan gagal panen semua, hanya sedikit saja yang tersisa yang bisa dipanen," kata Sutirah pada Sabtu (2/5/2020).

Advertisement

Sutirah bukan tanpa usaha. Dia telah melakukan usaha dari pemupukan hingga penyemprotan insektisida. Meski demikian hal tersebut tidak membuat padi Sutirah berbulir. Menurut penjelasannya, serangan wereng cokelat sudah ada sejak masa tanam. "Sudah lima kali nyemprot pakai obat (insektisida) tapi tidak ada hasilnya," ungkapnya.

Diakui Sutirah pemerintah melalui Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) yang memberikan insektisida untuk mengendalikan wereng. Namun Sutirah menjadi salah satu orang yang tidak mendapat bantuan tersebut karena berhalangan hadir.

Sutirah bukan satu-satunya petani yang lahannya terdampak. Suhardi juga tak kalah merugi. Dia juga bakar lahannya padinya. Cara itu dianggap lebih praktis ketimbang harus membabat satu per satu tanaman padi untuk mengendalikan hama.

Menurut Suhardi penyebab mewabahnya populasi wereng cokelat karena waktu penanaman terlalu cepat. Suhardi menanam padi maju lebih 20 hari dari perhitungan waktu normal. Akibatnya tanaman padinya diserang mulai 60 hari.

Sama seperti Sutirah, Suhardi juga melakukan penyemprotan rutin tiap pagi. Suhardi mengakui memang ada bantuan insektisida sama pemerintah. Insektisida yang diberikan pemerintah punya takaran 1 liter untuk 60 tangki, namun menurut Suhardi itu kurang. Menutnya dosis tersebut terlalu rendah

Serangan wereng ini memang bukan satu-satunya yang baru dialami di sekitar wilayah Dukuh Nomporejo. Namun menurut Suhardi serangan wereng ini yang paling parah. "Tahun tahun sebelumnya ada tapi kan cuma wereng putih, kalau wereng putih sekali semprot mati," jelas Suhardi.

Ia mengatakan padi pada musim tanam ini istilahnya gagal. Suhardi menaksir setidaknya 15 hektare lahan di Dukuh Nomporejo terdampak karena serangan wereng cokelat ini. "Kalau kena wereng cokelat dibakar aja, tanami palawija," pungkasnya.

Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kulonprogo, Aris Nugraha mengatakan serangan wereng cokelat di Kapanewon Galur memiliki intensitas bervariasi dari rendah hingga puso. "Serangan kategori ringan mencapai sekitar 100 hektare, sementara serangan kategori puso sampai 6,2 hektare," jelas Aris.

Aris mengatakan penyebab meluasnya serangan wereng cokelat dipengaruhi oleh cuaca yang mendukung. Selain itu Aris menjelaskan banyak varietas tidak tahan wereng cokelat mendukung serangan hama satu ini.

Menghadapi situasi yang kian genting, Dinas Pertanian dan Pangan Kulonprogo bergerak cepat dengan mengadakan gerakan pengendalian wereng cokelat. Aris mengatakan karena serangan wereng cokelat sudah melebihi ambang batas, pengguna pestisida kimia pun dilakukan.

"Sementara untuk yang kategori ringan kami kendalikan dengan agensia hayati Beauveria Bassiana," jelasnya.

Aris juga mengatakan untuk memutus siklus hidup wereng cokelat setelah masa tanam kedua, Kapanewon Galur harus masuk masa tanam tanam palawija.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Seorang Polisi Berkendara dalam Kondisi Mabuk hingga Tabrak Pagar, Kompolnas: Memalukan!

News
| Sabtu, 20 April 2024, 00:37 WIB

Advertisement

alt

Pengunjung Kopi Klotok Membeludak Saat Libur Lebaran, Antrean Mengular sampai 20 Meter

Wisata
| Minggu, 14 April 2024, 18:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement