Advertisement

New Normal Belum Pas Diterapkan di Gunungkidul

David Kurniawan
Kamis, 21 Mei 2020 - 20:17 WIB
Yudhi Kusdiyanto
New Normal Belum Pas Diterapkan di Gunungkidul Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Gunungkidul, Diah Prasetyorini (dua dari kiri) saat menyerahkan paket sembako dan masker kepada warga yang berada di kawasan TPAS Wukirsari, Baleharjo, Wonosari, Rabu (20/5/2020) - Harian Jogja/David Kurniawan

Advertisement

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL–Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Gunungkidul, Diah Prasetyorini, menilai kehidupan new normal di tengah pandemi Corona belum bisa diterapkan di Gunungkidul. Hal ini dikarenakan penyebaran belum memasuki puncak sehingga potensi penambahan kasus masih sangat mungkin terjadi.

Kalau di Jakarta mungkin sudah bisa karena di sana penyebaran lebih dulu. Tapi di sini [Gunungkidul] masih belum karena titik puncak penyebaran belum diketahui,” kata Diah di sela-sela kegiatan bakti sosial memperingati Hari Bakti Dokter Indonesia di area Tempat Pemrosesan Akhir Sampah (TPAS) Wukirsari, Rabu (20/5/2020).

Advertisement

Menurut dia, titik puncak penyebaran Corona di Gunungkidul baru terlihat dari pelaksanaan tes massal yang saat masih berlangsung. Selain melihat bagaimana peta penyebaran, tes ini bisa menjadi indikasi awal untuk melihat puncak penyebaran Corona di Bumi Handayani. “Dengan tes massal maka potensi pertambahan kasus positif semakin besar,” katanya.

Selain masalah titik puncak penyebaran, penerapan new normal belum bisa dilaksanakan karena melihat fakta penyebaran kasus yang didominasi oleh orang tanpa gejala (OTG). Diah khawatir apabila kebijakan new normal diterapkan malah bisa menjadi penyebab penularan yang lebih luas. “Kebijakan itu [new normal] bisa terapkan, tetapi tidak sekarang. Nanti kalau sudah melewati puncak penyebaran maka baru bisa diterapkan,” katanya.

Untuk saat ini, lanjut Diah, pencegahan penyebaran yang dilakukan adalah dengan menjalankan protokol kesehatan seperti mengurangi aktivitas di luar rumah, terus memakai masker, menjauhi kerumunan hingga menerapkan pola hidup bersih sehat. “Jangan lupa cuci tangan dengan sabun,” katanya.

Baksos IDI juga ikut berpartisipasi dalam pencegahan Corona. Pasalnya, selain membagikan 200 paket sembako IDI juga memberikan 1.000 masker ke masyarakat. “Masker digunakan saat beraktivitas di luar rumah,” katanya.

Kepala Dinas Kesehatan Gunungkidul, Dewi Irawaty, mengatakan untuk pencegahan Corona sangat dibutuhkan partisipasi dari masyarakat. Partisipasi dilakukan dengan menaati protokol kesehatan dalam mencegah penularan Covid-19. “Kami terus melakukan sosialisasi, dan di sisi lain kami juga menggalakkan rapid test untuk melihat potensi penyebaran dan penularan Covid-19,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Patahan Pemicu Gempa Membentang dari Jawa Tengah hingga Jawa Timur, BRIN: Di Dekat Kota-Kota Besar

News
| Kamis, 28 Maret 2024, 20:47 WIB

Advertisement

alt

Mengenal Pendopo Agung Kedhaton Ambarrukmo, Kediaman Sultan Hamengku Buwono VII

Wisata
| Senin, 25 Maret 2024, 20:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement