Advertisement
DP3AP2 DIY Gagas Aplikasi Make It Happen
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Pengendalian Penduduk (DP3AP2) DIY menggagas sebuah media komunikasi terpadu forum anak yang akan menjadi salah satu media untuk melaksanakan fungsi forum anak sebagai pelopor dan pelapor. Aplikasi ini bernama Make It Happen.
Pelaksana Tugas Kepala DP3AP2 DIY Tri Mulyono mengatakan aplikasi Make It Happen (MIH) merupakan sebuah basis data web daring yang mengintegrasikan ruang pelaporan kondisi dan kegiatan forum anak daerah tingkat provinsi sampai dengan desa dan kampung dengan pelaporan data pelaksanaan fungsi forum anak sebagai pelopor dan pelapor.
Advertisement
“MIH diharapkan dapat menjadi jembatan yang memudahkan forum anak di DIY untuk menyampaikan progres kegiatannya dalam rangka pelaksanaan fungsi forum anak sebagai Pelopor dan Pelapor. MIH juga dapat menjadi lintasan untuk menuliskan dan memublikasikan kegiatan yang sudah dilaksanakan forum anak di web DP3AP2 DIY,” ujarnya dalam agenda peluncuran MIH di Kantor DP3AP2 DIY, Kecamatan Jetis, Kamis (4/6/2020).
Data yang dilaporkan di antaranya data pemenuhan hak anak yang meliputi data kondisi dan pelibatan forum anak di DIY, data dampak atau bencana terkait perubahan iklim, data pekerja anak, perkawinan usia anak, dan data anak yang berkonflik dengan hukum.
Melalui aplikasi MIH, forum anak dari tingkat provinsi sampai dengan tingkat desa dan kampung dapat memberikan informasi terkait dengan apa yang sudah dilakukan. Mereka juga bisa memberikan informasi tentang kondisi forumnya serta kondisi permasalahan anak-anak di sekitarnya.
Kiprah Anak
Munculnya aplikasi ini didorong analisa selama ini DP3AP2 sering kesulitan untuk memperoleh informasi yang lengkap tentang kiprah anak-anak di masyarakat karena anak-anak Jogja tidak narsis. Fenomena itu yang menjadi variabel apabila dilihat dari Pemerintah Pusat kegiatan anak-anak di Jogja sedikit. Padahal, sebenarnya potensi dan aktualnya banyak sekali dan berkualitas.
Demikian juga, pemasalahan anak seperti anak yang berhadapan dengan hukum (ABH), pekerja anak, perkawinan usia anak. Anak-anak mendapatkan informasi tersebut dari lapangan langsung karena terjadi di sekitarnya, banyak yang tidak terkomunikasikan sehingga jawatannya tidak tahu bahwa permasalahan-permasalahan tersebut ada dan nyata terjadi di lapangan.
Di masa pandemi Covid-19 ini, menurut Tri, masyarakat belum bisa melaksanakan kegiatan seperti biasanya karena keterbatasan gerak dan protokol kesehatan yang harus ditaati untuk mencegah meluasnya pandemi Covid-19 di DIY. Walaupun, masyarakat akan masuk ke masa kenormalan baru.
Namun, ini merupakan tantangan bagi DP3AP2 dan juga anak-anak di DIY untuk terus berinovasi dan tetap produktif serta efektif bekerja demi mencapai cita-cita. “Terus melakukan upaya kreatif yang dapat bermanfaat bagi orang banyak,” tandasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
- Video Viral Balon Udara Mendarat di Landasan Pacu Bandara YIA Kulonprogo Jogja
- 10 Ucapan Hari Kartini 2024 yang Penuh Makna dan Menebarkan Inspirasi
- BRI Bantu Usaha Kue Kering di Sidoarjo Berkembang Kian Pesat saat Lebaran
- Relawan Yuni-Dedy 2015 Kumpul Lagi di Kedawung Sragen, Persiapan Jelang Pilkada
Berita Pilihan
Advertisement
Pelajar Meninggal saat Seleksi Paskibra Sempat Alami Kejang dan Mulut Keluar Busa
Advertisement
Kota Isfahan Bukan Hanya Pusat Nuklir Iran tetapi juga Situs Warisan Budaya Dunia
Advertisement
Berita Populer
- KPU Buka Layanan Konsultasi bagi Paslon Perseorangan di Pilkada Kota Jogja
- Pencegahan Kecelakaan Laut di Pantai Selatan, BPBD DIY: Dilarang Mandi di Laut
- Perekrutan Badan Ad Hoc Pilkada DIY Dibuka Pekan Depan, Netralitas Jadi Tantangan
- Tidak Berizin, Satpol PP Jogja Menyegel Empat Reklame Papan Nama Toko
- Duh, Desentralisasi Sampah DIY Mundur Lagi Menjadi Mei 2024
Advertisement
Advertisement