Advertisement
Pemkab Hanya Gunakan Satu Gedung Asrama Haji untuk Karantina Covid-19
Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN - Pemerintah Kabupaten Sleman memutuskan untuk menggunakan satu gedung untuk ruang karantina di Asrama Haji. Semula, Pemkab menggunakan tiga gedung sekaligus untuk menampung warga yang menjalani masa karantina.
Kebijakan tersebut diambil untuk menekan biaya operasional di shelter Asrama Haji. Apalagi, Pemda DIY juga memutuskan untuk merpanjang masa tanggap darurat Covid-19 di DIY dari semula berakhir pada 30 Juni menjadi 30 Juli.
Advertisement
Kepala Dinkes Sleman, Joko Hastaryo menjelaskan selama ini tiga gedung asrama haji digunakan untuk menampung orang dalam pemantauan (ODP), orang tanpa gejala (OTG) dan pelaku perjalanan dari area terdampak (PPAT). Mereka yang reaktif usai menjalani rapid test juga ditampung di Asrama Haji sembari menunggu uji swab.
"Ke depan kami juga akan menyederhanakan penggunaan shelter tersebut. Ini sebagai bentuk efisiensi. Kalau tingkat hunian kecil maka lebih baik digunakan satu gedung dulu, Gedung Musdalifah," kata Joko, Kamis (25/6/2020).
Gedung Musdalifah, kata Joko, memiliki 58 kamar. Kebijakan hanya menggunakan satu gedung ini bisa berubah sesuai dengan kondisi dan situasi Covid-19 di Sleman. Diakui Joko, proses isolasi memerlukan biaya. Meskipun begitu, biaya perawatan di karantina tetap lebih murah dibandingkan perawatan di rumah sakit. "Jadi sementara satu gedung dulu, bila diperlukan bisa lanjut ke gedung lainnya. Ke depan penggunaan shelter bersifat fleksibel," imbuhnya.
Sementara itu Bupati Sleman Sri Purnomo mengatakan Pemkab akan terus memberikan pelayanan kepada masyarakat yang terdampak covid-19. Asrama haji, katanya, akan terus digunakan untuk mengkarantina OTG atau yang reaktif. Selain ruangan dan fasilitasnya memenuhi persyaratan, dari segi pembiayaan juga dinilai terjangkau.
Menurutnya, isolasi yang dilakukan pemerintah paling tepat adalah di asrama haji. Hanya saja dia berharap agar masyarakat disiplin menerapkan protokol kesehatan dan PHBS agar kasus Covid-19 tidak bertambah. "Jadi kalau ada yang reaktif tetap dikarantina dulu di sana sambil nunggu hasil swab. Kalau hasil swab positif akan langsung dibawa ke RS. kalau negatif akan dikembalikan ke rumah melanjutkan isolasi mandiri," imbuhnya.
Pemkab Sleman kembali menerima bantuan sebanyak 40.000 masker untuk penanganan Covid 19 di wilayah Sleman. Bantuan tersebut akan disalurkan ke sejumlah rumah sakit, puskesmas dan juga masyarakat. "Masker ini akan disalurkan ke sejumlah Rumah Sakit atau Puskesmas dan juga kepada masyarakat," kata Sri.
Direktur Operasional PT Teleperformance Yogyakarta, Gisdy Sitompul mengatakan bantuan tersebut merupakan bentuk partisipasi dan kepedulian perusahaan dalam mengatasi penyebaran virus Covid 19.
"Kami memberikan donasi berupa masker jenis disposable face mask sejumlah 40.000 masker kepada Pemkab," ungkapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Satuan Pendidikan Diwajibkan Memperhatikan Kebutuhan Siswa dengan Kondisi Khusus
Advertisement
Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali
Advertisement
Berita Populer
- Warga Kulonprogo Ajukan Gugatan Disebut Nonpribumi Saat Balik Nama Sertifikat, Sidang Ditunda Lagi
- Biro PIWPP Setda DIY Gencarkan Kampanye Tolak Korupsi
- Anggota DPR RI Sebut Perlu Ada Honor untuk Pengambil Sampah Rumah Tangga di Jogja
- BPBD DIY Mewaspadai Lonjakan Pembuangan Sampah ke Sungai Imbas TPA Piyungan Ditutup
- Warga Terluka Saat Berdesak-desakan Buang Sampah di Depo Purawisata Jogja
Advertisement
Advertisement