Jadi Pertemuan Dua Jalan Tol, Desa Ini Harus Lepaskan Banyak Lahan untuk Proyek Tol Jogja

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Tirtoati, Kecamatan Mlati, Sleman, menjadi desa di DIY yang banyak lahannya digunakan untuk jalur tol. Di desa ini akan melintas Tol Jogja-Solo dan juga Jogja-Bawen.
Di Tirtoadi akan dibangun simpang susun dan menjadi titik pertemuan antara Tol Jogja-Solo dan Jogja-Bawen. Jalan tol akan dibangun di atas Selokan Mataram. Tol Jogja-Bawen yang melintasi DIY paling banyak memakan bidang tanah di Desa Tirtoadi. Sedikitnya 277 bidang tanah di desa ini akan dipakai untuk jalur Tol Jogja-Bawen.
BACA JUGA: Patut Dicontoh! Karang Taruna Kepuharjo Sleman Sukses Bangun Lapangan Bola ala Eropa
Berdasarkan data Dispertaru DIY, jalan Tol Jogja-Bawen akan melewati tiga kecamatan di Sleman, yakni Tempel, Seyegan, dan Mlati dan Di Kecamatan Tempel, tol akan melewati Desa Banyurejo (166 bidang lahan), Tambakrejo (88 bidang), dan Sumberrejo (12 bidang). Di Kecamatan Seyegan, Tol Jogja-Bawen akan melintasi Desa Margokaton (190 bidang), Margodadi (76 bidang) dan Margomulyo (106 bidang). Sementara untuk Kecamatan Mlati, jalur tol ini hanya melewati Desa Tirtoadi.
Rencana pembangunan Tol Jogja-Bawen segera disosialisasikan di desa-desa yang dilewati di Kabupaten Sleman pada bulan ini. Kepala Dinas Pertanahan dan Tata Ruang (Dispertaru) DIY Krido Suprayitno mengatakan sosialisasi akan melibatkan pemilik lahan yang terdampak atau pihak yang diberi kuasa.
BACA JUGA: Pembebasan Lahan Agustus, Tol Jogja-Solo Mulai Dibangun November Tahun Ini
“Kami akan mengadakan sosialisasi itu di desa sesuai jadwal, baru pekan ketiga Juli. Besok ketika sosialisasi kami melibatkan pemilik lahan atau yang diberi kuasa, para warga terdampak,” kata Krido yang juga bertindak sebagai Sekretaris Tim Persiapan Tol Trase Jogja-Bawen ketika dihubungi Harian Jogja melalui ponsel pada Kamis (9/7/2020).
Saat sosialisasi, pihaknya akan mengidentifikasi apakah ada objek tertentu yang dilewati trase tol ini, mulai dari rumah ibadah dan lembaga pendidikan.
BACA JUGA: HASIL KAJIAN BI: 24,6% Duit Mahasiswa Jogja Terkuras untuk Gaya Hidup
"Kalau ada rumah ibadah atau sekolah yang dilewati tol, kami harus melihat kondisi di lapangan ketika sosialisasi. Termasuk apakah terkena halamannya saja atau bangunannya," ujarnya.
Menurutnya, akan ada perlakuan berbeda pada objek yang dilewati tol berkaitan dengan pembebasan lahan. Sebuah bangunan tidak akan serta-merta langsung dipindah jika terkena imbas pembangunan tol, sebab harus diperhitungkan dulu apakah hanya terimbas sekian meter pada terasnya atau keseluruhan area.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement

Pesta Daging Iftar Ramadan di Horison Ultima Riss Malioboro Yogyakarta
Advertisement
Berita Populer
Advertisement