Advertisement
Pemerintah Bolehkan Benur Diekspor, Investor Mulai Incar Kekayaan Laut Gunungkidul
![Pemerintah Bolehkan Benur Diekspor, Investor Mulai Incar Kekayaan Laut Gunungkidul](https://img.harianjogja.com/posts/2020/07/12/1044217/pantai-ngeden-ok.jpg)
Advertisement
Harianjogja.com, GUNUNGKUDUL--Buntut kebijakan Pusat yang membolehkan ekspor benih lobster atau benur, kini sejumlah investor mulai mengincar sumber daya perairan di Gunungkidul.
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Gunungkidul, Krisna Berlian mengatakan, adanya Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan No.12/2020 tentang Pengelolaan Lobster Kepiting dan Rajungan sudah memberikan dampak terhadap usaha.
Pasalnya, hingga saat ini sudah ada investor yang tertarik datang ke Gunungkidul menanyakan terkait perizinan ekspor benih lobster.
Advertisement
“Saya sudah dua kali bertemu dengan calon investor. Tapi berhubung ranahnya di provinsi, maka diminta ke Dinas Kelautan dan Perikanan DIY,” kata Krisna, Minggu (12/7/2020).
Menurut dia, hingga sekarang di Gunungkidul belum ada nelayan yang membudidayakan lobster. Selama ini nelayan hanya menangkap dan menjualnya ke pengepul. “Kalau nanti ada eksportir, kami akan lakukan pengawasan ketat agar tidak hanya menikmati hasil laut, tapi juga harus mau membudidayakannya,” katanya.
Selain investor, kini dikabarkan nelayan sudah mulai memburu bibit lobster.
Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Gunungkidul, Rujimanto mengatakan, penangkapan benur terpantau sejak satu pekan lalu di kawasan Pantai Gesing, Kalurahan Girikarto, Panggang.
Meski demikian, ia menampik bahwa kegiatan tersebut dilakukan oleh nelayan asal Gunungkidul. “Kemungkinan nelayan dari luar daerah karena informasi penangkapan disampaikan oleh nelayan di Pantai Gesing yang melihat ada dua kapal yang menangkap benur,” katanya kepada Harianjogja.com, Minggu (12/7/2020).
Penangkapan benih lobster ini tidak lepas adanya kebijakan terbaru dari Kementerian Kelautan dan Perikanan. Adapun penangkapan dilakukan malam hari menggunakan lampu yang ditenggelamkan kemudian dipasang jaring khusus, salah satunya terbuat dari kain goni.
“Memang baru dan nelayan Gunungkidul belum ada menangkapnya, tapi untuk wilayah seperti di Pacitan informasinya sejak akhir tahun lalu sudah mulai ada yang menangkap,” ungkapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
- Profil Brigjen Ribut Hari Wibowo, Eks Kapolresta Solo yang Jabat Kapolda Jateng
- Live Score Piala AFF U-19: Babak Pertama Selesai, Indonesia-Malaysia Imbang 0-0
- Ika Wonda, Talenta Papua Cetak 22 Gol di MilkLife Soccer Challenge 2024 Solo
- Inspektorat Temukan Kelebihan Bayar Rp196 Juta di Kasus Guworejo Sragen
Berita Pilihan
Advertisement
![alt](https://img.harianjogja.com/posts/2024/07/27/1182796/game-online-stockcake.jpg)
Gim Online Kini Jadi Sarang Situs Judi Online, Anak-Anak Jadi Sasaran
Advertisement
![alt](https://img.harianjogja.com/posts/2024/07/26/1182697/dieng-culture-festival.jpg)
Dieng Culture Festival 2024 Digelar Bulan Depan, Pokdarwis Bersiap
Advertisement
Berita Populer
- Bedah Buku untuk Tingkatkan Minat Baca Makin Diminati Warga
- 25 Puskesmas di Sleman Buka Layanan Psikolog, Siap Melayani Masyarakat
- Kasus Diproses Polisi, Korban Pecabulan Guru Ngaji Divisum
- Kunjungan Wisata Kota Jogja Mencapai Lima Juta Orang, Event Pariwisata Jadi Pendorong
- Gelar Bedah Buku Ajak Masyarakat Berkontribusi Tangani Sampah
Advertisement
Advertisement