Pengelolaan Sampah di Caturharjo Mulai Gunakan Aplikasi Online
Advertisement
Harianjogja.com, BANTUL—Desa Caturharjo, Pandak, Bantul mulai melakukan pengelolaan sebanyak 77 Rumah Kumpul Sampah (RKS) untuk menampung sampah nonorganik agar bisa didaur ulang dan dikembalikan ke pabrik. Pengelolaan sampah di desa ini tidak dengan administrasi rumit dan berkembang menggunakan aplikasi online yang memudahkan warga.
Pendamping Pengelola Sampah Desa Caturharjo, Pandak, Bantul Bayu Mantoko menjelaskan nyaris sebagian besar produk sehari-hari yang digunakan oleh warga selalu menggunakan kemasan dengan beragam jenis bahan. Kenyataan ini jelas menambah volume harian timbunan sampah nonorganik yang tidak bisa terurai dan bisa berdampak buruk terhadap lingkungan ke depannya.
Advertisement
BACA JUGA : Kini Ada Bank Sampah di Malioboro
“Karena itu kami bersama warga sepakat mendirikan sebanyak 77 rumah kumpul sampah atau RKS, agar persoalan sampah nonorganik ini bisa kami antisipasi sejak dini. Ketika ekonomi meningkat, volume sampah terus naik. Meski pun dalam UU Pengelolaan Sampah dinyatakan produsen bertanggungjawab terhadap kemasan yang diproduksi, tetapi faktanya sulit direalisasikan,” katanya dalam rilisnya, Senin (28/7/2020).
Pengelolaan sampah di desanya memang mengadopsi sistem bank sampah, namun lebih ringkas dan memudahkan warga. Salah satunya melalui pengumpulan sampah menggunakan sistem aplikasi online. Aplikasi Juru Sampah yang dipakai tersebut sudah tersedia di playstore, menurutnya sangat memudahkan warga untuk pengumpulan sampah. Warga bisa memantau secara virtual aktivitas pengelolaan sampah dengan beragam informasinya.
“Aplikasi Juru Sampah ini kami bekerja sama dengan Juru Supervisi Indonesia. Ini jadi solusi bagi warga yang selama ini minim informasi tentang pengelolaan sampah dan mempermudah dalam sistem jaringan untuk mengembangkan usaha di bidang pengelolaan sampah,” katanya.
BACA JUGA : Di Selasa Wagen, Warga Jogja Diajak Kelola Sampah
Ia menambahkan Pemerintah Desa Caturharjo, Pandak, Bantul juga telah mencanangkan Gerakan 4.000 Jogangan sebagai tempat menampung sampah nonorganik melalui RKS. Menurutnya RKS tidak menuntut pengelolanya dengan administrasi rumit, warga bisa mengetahui jumlah tabungan sampah setiap saat yang sudah dihitungkan oleh pengelola induk. Sistem ini juga mengajarkan kekeluargaan karena tabungan dari penjualan sampah adalah tabungan setiap RT, berbeda dengan bank sampah yang lebih bersifat individual.
“Kami berkolaborasi untuk menciptakan terobosan baru tentang penggunaan sistem informasi digital untuk pengelolaan sampah,” ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Libur Nataru, Manfaatkan Diskon Tarif Tol 10 Persen, Cek Ketentuannya di Sini
Advertisement
Mulai 1 Januari 2025 Semua Jalur Pendakian Gunung Rinjani Ditutup
Advertisement
Berita Populer
- Gereja HKTY Ganjuran Bantul Gelar Empat Kali Misa Natal, Ini Jadwalnya
- KAI Tambah 1.400 Perjalanan Saat Libur Natal dan Tahun Baru
- Perumda PDAM Tirtamarta Gelar Wayang Kulit Lakon Wahyu Pulung Warih
- Incar Mahasiswa, Kasus Penipuan Penggelapan Paling Banyak Terjadi di Sleman
- Pusat Oleh-Oleh Diharapkan Mampu Tumbuhkan Ekonomi Jogja
Advertisement
Advertisement