Pasar Godean Akan Dilengkapi Alun-Alun Mini & Area Pertunjukan
Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN—Pemkab Sleman bersama tim juri independen dari Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) DIY telah menetapkan desain yang terbaik dalam sayembara desain Pasar Godean. Pasar tradisional ini dalam desain tersebut dikonsep lebih menarik dengan sentuhan modern, dilengkapi tempat pertunjukan, alun-alun mini yang menjadikan kawasan tersebut bisa hidup selama 24 jam.
Ketua Tim Juri Sayembara Desain Pasar Godean Jatmika Adi Suryabrata menjelaskan pemenang telah diumumkan secara virtual melalui penjurian akhir pada Rabu (16/09/2020) lalu. Kriteria pemenangnya melalui pertimbangan berbagai aspek pemilihan desain, mulai dari kenyamanan, keselamatan hingga konsep yang dapat menawarkan adanya suatu aktivitas baru di pasar tradisional tersebut. Oleh karena itu direncanakan ada area pertunjukan di pasar tersebut.
Advertisement
BACA JUGA : Akan Dipugar, Pasar Godean Dirancang Jadi Ikon Baru Sleman
“Sehingga melalui desain yang dipilih, harapannya nanti pasar Godean tidak sekedar menjadi tempat jual beli, tetapi juga ada kegiatan pertunjukan yang membuat pasar ini ramai selama 24 jam ada aktivitas di sana, termasuk bisa jadi tujuan wisata,” ungkapnya dalam rilis yang diterima Sabtu (19/9/2020).
Kepala Disperindag Kabupaten Sleman Mae Rusmi Suryaningsih menambahkan desain pemenang sudah memenuhi berbagai kriteria dan telah melalui proses Panjang. Dengan meminta masukan dari banyak pihak terutama para pedagang. “Pemenang yang terpilih ini desainnya sudah sesuai dengan keinginan banyak pihak,” ujarnya.
Adapun pemenang dari Sayembara Desain Pasar Godean ini adalah peserta Tim PGD128, yang terdiri atas anggota, di mana mereka merupakan arsitek yang saat ini tinggal di Magelang, Batam, London hingga Singapura. Pemenang sayembara ini nantinya akan mendampingi dalam penyusunan Detail Engineering Design (DED) sampai pembangunan Pasar Godean yang dijadwalkan pada 2021 mendatang.
BACA JUGA : Sayembara Desain Pasar Godean Diikuti Arsitek Internasional
Anggota Tim Juri Eko Parwoto mengatakan desain yang dipilih sangat mempertimbangkan kearifan lokal, di mana ekspresi arsitekturalnya sangat berkaitan dengan budaya lokal dipadu dengan sentuhan modern.
“Nanti ada semacam alun-alun kecil dan pendopo yang bisa dimanfaatkan untuk suatu pertunjukan atau pameran, asosiasi pedagang bisa memanfaatkannya untuk suatu kegiatan. Sore sampai malam anak muda bisa di sana menikmati kuliner, pagi untuk jual beli sayuran, siangnya untuk pedagang umum lainnya,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
BPJS Ketenagakerjaan Tingkatkan Sinergi PLKK untuk Pelayanan Kecelakaan Kerja yang Lebih Cepat
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Dinas Kebudayaan Gelar Malam Anugerah Kebudayaan dan Launching Aplikasi SIWA
- Pemkab Bantul Kembali Bagikan 250 Pompa Air Berbahan Bakar Gas ke Petani
- KPH Yudanegara Minta Paguyuban Dukuh Bantul Menjaga Netralitas di Pilkada 2024
- Mendorong Pilkada yang Inklusif dan Ramah Difabel
- Terbukti Langgar Netralitas, Seorang ASN di Bantul Dilaporkan ke BKN
Advertisement
Advertisement