Advertisement

Kasus Corona DIY Terus Bertambah, Pengguna Twitter Usulkan Tes Semua Warga

Bernadheta Dian Saraswati
Senin, 21 September 2020 - 17:47 WIB
Bernadheta Dian Saraswati
Kasus Corona DIY Terus Bertambah, Pengguna Twitter Usulkan Tes Semua Warga Ilustrasi. - Freepik

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA - Terus bertambahnya kasus Covid-19 turut menyita perhatian masyarakat. Di Jogja, berbagai klaster bermunculan dan semakin menambah daftar panjang kasus Covid-19 di Kota Gudeg ini.

Seakan resah dengan situasi ini, warga menyuarakan aspirasinya agar pemerintah melakukan hal tepat untuk menekan kasus penyakit mematikan itu. Mereka bersuara melalui jaringan media sosial, yang menjadi salah satu media yang paling mudah mereka akses.

Advertisement

Dari penelusuran Harianjogja.com, di Twitter, warganet aktif memberikan komentar-komentar terkait pemberitaan Covid-19. Salah satu hal yang menjadi sorotan adalah dalam berita berjudul "DIY Rekor 74 Kasus Covid-19, Sultan: Ora Papa, Kita Adaptasi Saja" yang diterbitkan di Harianjogja.com pada 19 September 2020 lalu.

Dari ratusan komentar yang masuk, pengguna Twitter @JumadiAditama memberikan beberapa usulan untuk Pemda DIY. Di antaranya memberlakukan rapid test untuk semua warga DIY.

Baca Juga: Dampak Covid-19 di DIY: Transaksi Rp623 Miliar per Bulan dari Mahasiswa Hilang

Akun tersebut juga meminta pemerintah daerah untuk tetap memberikan perhatian kepada orang tanpa gejala (OTG) dengan mengisolasi mereka di hotel. Sementara bagi yang kritis, dirawat di rumah sakit.

Tak hanya itu, ia juga menginginkan keterlibatan satpol PP, TNI dan Polri untuk menegakkan kedisiplinan warga terhadap protokol kesehatan Covid-19. Dan masukan yang terakhir adalah menerapkan pembatasan sosial berskala besar atau PSBB.

Akun lain @CaesarDcandra disertai dengan emoticon menangis menanyakan apakah Pemda DIY bisa membuat kebijakan yang tegas dan beda dari Pemerintah Pusat. Menurutnya tidak ada salahnya pemerintah daerah saat ini mementingkan aspek perekonomian, tetapi lebih penting lagi adalah kesehatan masyarakat.

"knapa jogja ikut" pempus, gk bsakah bkin kebijakan yg beda dn tegas, ekonomi penting tp jauh lbh pnting itu kesehatan dn nyawa..ekonomi akn jln klo rkyt sehat dn tdk mati," tulisnya.

Baca Juga: Terus Bertambah, Kasus Covid-19 di Gunungkidul Jadi 224

Komentar Sultan

Sebelumnya, dalam pemberitaan berjudul DIY Rekor 74 Kasus Covid-19, Sultan: Ora Papa, Kita Adaptasi Saja, diberitakan bahwa Gubernur DIY Sri Sultan HB X menanggapi rekor tertinggi kasus positif Covid-19 di DIY pada Sabtu (19/9/2020). Sultan menilai saat ini yang paling utama adalah beradaptasi dengan kebiasaan baru dengan tidak menakut-menakuti.

Raja Kraton Jogja ini mengatakan tidak masalah meski pada Sabtu pekan lalu DIY mencatat rekor tertinggi penambahan kasus Covid-19, yakni 74 pasien baru. Pasien yang positif tersebut telah ditangani dengan baik di rumah sakit.

"Ora papa nek positif yo wes nang rumah sakit [tidak apa-apa kalau positif ya dirawat di rumah sakit]," katanya di seusai Ground Breaking Grha Padmanaba Sabtu (20/8/2020) sore.

HB X mengatakan saat ini lebih baik beradaptasi karena masyarakat butuh penghidupan. "Kita adaptasi aja jangan menakut-nakuti, teneh [kalau semua harus ditutup] rakyat Jogja laper mengko," ucapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Twitter

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Darurat, Kasus Demam Berdarah di Amerika Tembus 5,2 Juta, 1.800 Orang Meninggal

News
| Jum'at, 19 April 2024, 20:27 WIB

Advertisement

alt

Pengunjung Kopi Klotok Membeludak Saat Libur Lebaran, Antrean Mengular sampai 20 Meter

Wisata
| Minggu, 14 April 2024, 18:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement