Advertisement
Wisata di Jogja Menggeliat di Tengah Meroketnya Corona
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA--Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Singgih Raharjo mengklaim industri pariwisata di provinsi tersebut mulai menggeliat dengan kunjungan wisata yang masih didominasi wisatawan lokal.
"Kalau dari sisi geliat ekonominya, kondisi pariwisata di DIY sudah menggeliat," kata Kepala Dispar DIY Singgih Raharjo di Yogyakarta, Senin (21/9/20200.
Advertisement
Menurut Singgih, geliat sektor pariwisata di DIY setidaknya tampak dari data kunjungan wisata yang terekam melalui aplikasi Visiting Jogja periode Agustus-September 2020 dengan rata-rata 5.000-6.000 wisatawan per hari.
Setiap akhir pekan jumlah kunjungan wisata itu terus meningkat menjadi rata-rata 20 ribuan pada hari Sabtu dan pada Minggu meningkat menjadi 30-40 ribu. "Setiap minggu saya lihat trennya seperti itu," kata Singgih.
Berdasarkan data asal daerahnya, menurut dia, sebagian besar wisatawan yang mengunjungi DIY masih didominasi wisatawan lokal di DIY, diikuti Jawa Tangeh (Jateng), Jawa Timur (Jatim), Jawa Barat (Jabar), dan terakhir DKI Jakarta.
Meski kunjungan wisata meningkat, Singgih meminta seluruh pengelola destinasi wisata di DIY kembali memperketat penerapan protokol kesehatan. Hal ini mengingat jumlah kasus positif COVID-19 di DIY juga mengalami peningkatan selama beberapa hari terakhir.
Berdasarkan data Pemda DIY, jumlah pasien yang terkonfirmasi positif COVID-19 di wilayah itu pada Sabtu (19/9) bertambah 74 dan pada Minggu (20/9) kembali bertambah 70 kasus sehingga total menjadi 2.181 kasus positif.
"Walaupun kemarin belum ada pengendoran, tetapi saya kira perlu peningkatan kewaspadaan kembali, khususnya destinasi wisata yang banyak didatangi wisatawan seperti pantai dan beberapa lokasi yang aksesnya banyak," kata dia.
Hingga saat ini, menurut dia, DIY masih memberlakukan uji coba operasional destinasi wisata secara terbatas yakni dengan membatasi jumlah wisatawan 50 persen dari kapasitas maksimal destinasi dan wisatawan dari zona merah diwajibkan menyertakan hasil rapid test nonreaktif.
"Kemudian untuk (rombongan) wisatawan dengan jumlah besar kami juga masih belum menerima. Jadi saya kira itu filter kita untuk lebih mengimplementasikan protokol kesehatan yang sudah kita siapkan dalam Pranatan Anyar Plesiran Jogja," kata dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Kemenko Perekonomian: Ada Plafon Rp107 Miliar untuk Beli Alsintan
Advertisement
Hotel Mewah di Istanbul Turki Ternyata Bekas Penjara yang Dibangun Seabad Lalu
Advertisement
Berita Populer
- Jurnalis dan Pegiat Media Jogja Tolak RUU Penyiaran
- Pemkot Jogja Luncurkan Sekolah Perempuan Penyintas Kekerasan
- Hari Bakti Dokter Indonesia, IDI Gelar Baksos Operasi Bibir Sumbing di RSUD Sleman
- Puluhan Pewarta Berlaga di Turnamen Billiar Piala Wabup Sleman 2024 di 911 SCH, Ini Para Juaranya
- Produk Turunan Sawit UMKM Jogja Dipamerkan di Acara Indonesia Plantation Watch 2024
Advertisement
Advertisement