Advertisement
Begini Kondisi Merapi Selama Sepekan Terakhir
Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN-- Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) kembali memberikan laporan perkembangan aktivitas Gunung Merapi pada Jumat (2/10/2020). Laporan aktivitas dari 25 September hingga 1 Oktober 2020 itu tidak memiliki perbedaan signifikan dibandingkan pekan sebelumnya.
Kepala BPPTKG Hanik Humaida menjelaskan selama sepekan terakhir aktivitas kegempaan tercatat 30 kali gempa Hembusan (DG), satu kali gempa Vulkanik Dalam (VTA), 15 kali gempa Vulkanik Dangkal (VTB), 134 kali gempa fase banyak (MP). Kemudian tujuh kali gempa low frekuensi (LF), 32 kali gempa guguran (RF), dan 11 kali gempa tektonik (TT). Intensitas kegempaan pada minggu ini relatif sama dengan pekan sebelumnya.
Advertisement
BACA JUGA : Tubuh Merapi Menggembung, Ini Pengamatan Juru Kunci
“Kemudian untuk deformasi, jarak tunjam EDM di sektor barat laut dari titik tetap BAB ke reflektor RB1 berkisar pada jarak 4.044,466 m hingga 4.044,500 m; dan dari BAB ke reflektor RB2 pada kisaran 3.858,849 m hingga 3.858,874 m. Baseline GPS Klatakan – Plawangan berkisar pada 6.164,05 m hingga 6.164,08 m. Deformasi G. Merapi yang dipantau dengan menggunakan EDM pada pekan ini menunjukkan adanya pemendekan jarak tunjam sekitar tiga sentimeter,” katanya melalui keterangan tertulis Jumat (2/10/2020).
Ia menambahkan analisis morfologi area kawah berdasarkan foto dari sektor tenggara tidak menunjukkan adanya perubahan morfologi kubah. Volume kubah lava berdasarkan pengukuran menggunakan foto udara dengan drone pada tanggal 26 Juli 2020 sebesar 200.000 meter kubik.
BACA JUGA : Begini Kondisi Jalur Evakuasi Merapi yang Rusak
Berdasarkan hasil pengamatan visual dan instrumental tersebut, lanjutnya, maka disimpulkan bahwa kubah lava saat ini dalam kondisi stabil, aktivitas vulkanik Gunung Merapi masih cukup tinggi dan ditetapkan dalam tingkat aktivitas waspada.
“Potensi bahaya saat ini berupa awan panas dari runtuhnya kubah lava dan lontaran material vulkanik dari letusan eksplosif,” katanya.
Pihaknya masih memberikan sejumlah rekomendasi seperti pada laporan sebelumnya, antara lain pada radius tiga kilometer dari puncak agar dikosongkan dari aktivitas penduduk dan pendakian. Selain itu masyarakat di sekitar alur Sungai Gendol agar meningkatkan kewaspadaan. Kemudian rekomendasi lain yang harus diperhatikan adalah guguran lava dan awan panas berpotensi menimbulkan hujan abu. Masyarakat di sekitar dihimbau untuk mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik.
BACA JUGA : Kisah Penunggu Lereng Merapi: Yakin Ada Sosok yang
“Masyarakat agar mewaspadai bahaya lahar terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi. Jika terjadi perubahan aktivitas Merapi yang signifikan maka status aktivitas Merapi akan segera ditinjau Kembali,” katanya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Satuan Pendidikan Diwajibkan Memperhatikan Kebutuhan Siswa dengan Kondisi Khusus
Advertisement
Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali
Advertisement
Berita Populer
- Warga Kulonprogo Ajukan Gugatan Disebut Nonpribumi Saat Balik Nama Sertifikat, Sidang Ditunda Lagi
- Biro PIWPP Setda DIY Gencarkan Kampanye Tolak Korupsi
- Anggota DPR RI Sebut Perlu Ada Honor untuk Pengambil Sampah Rumah Tangga di Jogja
- BPBD DIY Mewaspadai Lonjakan Pembuangan Sampah ke Sungai Imbas TPA Piyungan Ditutup
- Warga Terluka Saat Berdesak-desakan Buang Sampah di Depo Purawisata Jogja
Advertisement
Advertisement