Advertisement

Begini Curhat Paguyuban Ayam Goreng Kalasan kepada DWS

Abdul Hamied Razak
Sabtu, 10 Oktober 2020 - 12:47 WIB
Budi Cahyana
Begini Curhat Paguyuban Ayam Goreng Kalasan kepada DWS Calon Bupati Sleman Nomor Urut 1 Danang Wicaksana Sulistya (DWS) mengunjungi dapur Ayam Goreng Pandoyo Endah di Bendan, Tirtomartani, Kalasan, Sleman, Sabtu (10/10/2020). - Harian Jogja/Abdul Hamid Razak

Advertisement

Harianjogja.com, SLEMAN—Sejumlah pengusaha kuliner di sentra ayam goreng Kalasan di Padukuhan Bendan, Tirtomartani, Kalasan, Sleman, berkeluh-kesah. Mereka berharap sentra tersebut bisa berkembang.

Ketua Kelompok Pengusaha Ayam Goreng Maju Makmur, Pandoyo Yulianto menilai perlu adanya upaya untuk mengembangkan usaha di wilayahnya. Pasalnya, usaha kuliner ayam goreng di Kalasan seperti jalan di tempat. "Setelah kami ditetapkan sebagai sentra, kami dilepas untuk berjuang sendiri menghadapi pasar," kata Pandoyo seusai menerima kunjungan Calon Bupati Sleman Nomor Urut 1 Danang Wicaksana Sulistya (DWS), Sabtu (10/10/2020).

Advertisement

Menurut Pandoyo, warga Dusun Bendan yang mewarisi bisnis ayam goreng secara turun temurun itu saat ini harus mencari pasarnya sendiri. Meskipun ada kisah sukses pengusaha ayam goreng seperti Nyonya Suharti dan Mbok Berek, namun tidak sedikit pula yang berguguran karena minimnya dukungan.

"Secara brand [merek] kami menang, tapi kendala masih banyak sekali. Misalnya pemasaran dan tidak adanya etalase yang memadai untuk penjualan produk," imbuhnya.

Meskipun kondang sebagai menu yang memiliki basis penggemar besar, ketiadaan etalase untuk pemasaran menjadi kendala yang sulit diatasi. Sejauh ini, masih menurut Pandoyo, pengusaha hanya mengandalkan penjualan langsung ke pelanggan.

Pandoyo menuturkan, sentra ayam goreng Dusun Bendan membutuhkan fasilitas untuk pemasaran. Dia mencontohkan, di Kota Jogja, pengusaha bakpia, gudeg, dan berbagai jenis kuliner oleh-oleh lain diuntungkan dengan letak lokasi yang berada di pinggir jalan sehingga mudah dijangkau pembeli.

Sekretaris Paguyuban, Ibnu Nugroho, mengaku sentra ayam goreng di Bendan juga tidak mendapatkan penguatan sumber daya manusia (SDM) bidang jasa wisata. Nyaris seluruh pengusaha di dusun itu akhirnya hanya dapat mengadalkan promosi dan pemasaran masing-masing. "Pinginnya kalau sini jadi sentra, ya minimal ada titik yang didesain untuk pasar ayam goreng," tambah Ibnu.

DWS menyebut Kalasan dan Prambanan masuk dalam rencana pengembangan wisata berbasis budaya dan peninggalan sejarah. Dia memastikan akan mencatat masukan dan usulan dari pengusaha ayam goreng Kalasan untuk digodok lebih lanjut.

"Saya ingin penataan dan pembangunan Sleman ke depan pendekatannya lebih bottom up. Jadi saya turun betul mempelajari masalah, kendala dan mencatat keinginan masyarakat, dalam konteks kali ini kebetulan adalah pelaku usaha ayam goreng," kata DWS.

Dia menegaskan tidak akan membuat program tanpa pelibatan aspirasi masyarakat. Menurutnya, pembangunan yang dilakukan dengan paradigma top down (dari atas ke bawah) sering kali tidak tepat sasaran. "Saya sudah siapkan desain besar pariwisata terintegrasi. Dalam desain itu, Sleman akan memiliki mekanisme untuk mendatangkan, mengakomodir dan melayani wisatawan agar mengeksplorasi Sleman," kata Danang.

"Bentuknya seperti terminal, tapi untuk turis. Kami akan upayakan transportasi murah, kalau bisa gratis untuk jemput bola. Pelancong dijemput di bandara dan stasiun ke terminal turis. Nanti akan ada penjualan kamar hotel, paket tur, termasuk makanan dan oleh-oleh," terang DWS.

Misalnya, armada wisata untuk rute ke Kalasan dan Prambanan diatur supaya mengunjungi sentra ayam goreng Bendan. Masyarakat, lanjunya, harus menyambut program itu dengan menyiapkan destinasi yang menarik terlebih dahulu. Adapun bentuk dan kemasannya, ia menyerahkan pada pemangku kepentingan masing-masing destinasi.

"Jika kami memenango kontestasi ini, kami siap membantu para pengusaha makanan yang selama ini merasa diberatkan oleh berbagai birokrasi dan perijinan. Saya tampung, saya catat dulu. Karsna sekarang saya belum memiliki kewenangan apapun untuk membantu perijinan dan birokrasi. Tapi satu yang pasti, jika tidak sulit, mbok ya jangan dipersulit," ujar DWS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Ada Kabel Semerawut, ORI DIY: Laporkan!

Ada Kabel Semerawut, ORI DIY: Laporkan!

Jogjapolitan | 54 minutes ago

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Ditanya soal Kemungkinan Maju di Pilkada, Kaesang Memilih Ini

News
| Jum'at, 26 April 2024, 19:17 WIB

Advertisement

alt

Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 19:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement