Advertisement

Jelang Musim Hujan, Ini Lokasi di Jogja yang Sering Tergenang Air

Catur Dwi Janati
Senin, 19 Oktober 2020 - 05:17 WIB
Bhekti Suryani
Jelang Musim Hujan, Ini Lokasi di Jogja yang Sering Tergenang Air Kondisi grill beton di kawasan Jalan Jenderal Sudirman yang sebagian tertutup tanah dan daun.-Harian Jogja - Catur Dwi Janati

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA--Potensi titik genangan air pada musim hujan kali ini telah diprediksi terjadi di beberapa lokasi. Dari prediksi tersebut beberapa lokasi dulunya tak ada genangan.

Kepala Bidang Sumber Daya Air (SDA), Dinas Pekerjaan Umum Perumahan dan Kawasan Permukiman (DPUPKP) Aki Lukman Nor Hakim menyebutkan beberapa lokasi yang akan menjadi potensi genangan musim hujan mendatang tak jauh dari genangan musim hujan sebelumnya.

Advertisement

Salah satu titik yang berpotensi ada genangan adalah Jln. Jenderal Sudirman. Dijelaskan Aki, pada musik hujan sebelum-sebelumnya genangan tidak muncul di sana. Namun akhir-akhir justru genangan terbentuk di seputar Jln. Jenderal Sudirman. "Jln. Jenderal Sudirman itu rencananya kami, grilnya yang sekarang beton, mulai Gramedia sampai KFC, utara jalan maupun selatan jalan, nanti di anggaran perubahan ada pengadaan griil," jelasnya Minggu (17/10/2020).

Griil beton memiliki kekurangan menurut Aki. Salah satunya jumlah lubang masuk air yang yang sedikit. Hal itu menyebabkan laju serapan air hujan ke saluran bawah tanah lambat sehingga timbul genangan. Jenis grill besi memiliki lubang lebih banyak dan lebar sehingga volume air yang mengalir lebih banyak dan cepat. "Kemarin kami kan sudah lelang, sudah dapat pemenang, karena Pemkot Jogja butuh uang akhirnya kami kembalikan [anggaran], akhirnya semenjak Covid ini grilnya [Jln. Jenderal Sudirman] dari beton, ada yang rusak, ada yang hilang" tuturnya.

BACA JUGA: Lagu Solo dari Jennie Blackpink Cetak Rekor di Spotify

"Pengadaan griil ini akan kembalikan lagi, dengan beton itu kan lubang nya cuma tiga, jelas itu genangan. Jln. Jenderal Sudirman lari ke selatannya Jln. Suroto [potensi genangan]," jelas Aki. Potensi selanjutnya yang kerap jadi titik genangan adalah sepanjang Jln. Kemasan. Namun saat ini Jln. Kemasan telah dilaksanakan perbaikan proyek Saluran Air Hujan (SAH) yang diharapkan tidak alami genangan kembali. "Mudah-mudahan Jln. Kemasan itu potensi yang dulu, mudah-mudahan sekarang sudah enggak," imbuhnya.

Meski perbaikan terus dilakukan diberbagai titik, potensi genangan seolah tak pernah habis. "Kalau dari tahun ke tahun itu cuma pindah tempat, enggak berkurang. Contohnya Jln. Sudirman, dulu enggak, sekarang menjadi gitu. Jln KH Dahlan dan lain lain yang dikerjakan bina marga berusaha membuat sumur peresapan, mudah-mudahan dengan yang dilakukan [genangan] berkurang," terangnya.

Beberapa genangan timbul karena ada penyerapan kurang maksimal dari inlet atau griil. Aki menjelaskan di Jln. Jenderal Sudirman contohnya, kemarin waktu tergenang, hampir semua inlet penuh tanah. Hal itu menyebabkan depan Rumah Dinas Wakil Walikota Jogja ada genangan karena air tidak masuk dimasuk ke inlet yang tertutup pasir.

Perilaku beberapa oknum masyarakat yang tidak menjaga sistem drainase juga turut menimbulkan genangan. Disebutkan Aki menemukan Pedagang Kaki Lima (PKL) yang menutup inlet dengan plastik agar bau selokan tidak menyebar ke warungnya dan ada sebagain yang membuang limbah ke inget. "Saya cuma menghimbau mungkin semuanya, kita jaga semuanya, kadang-kadang inlet ini fungsinya ganda, satu untuk daun-daun, satu untuk PKL kadang kadang dimasukkan ke inlet, di Jln. Kemasan itu dimasukkan inlet," ujarnya.

Aki secata tegas akan memutus aliran limbah ringan ke SAH karena indikasi pencermatan. "Jln. Kemasan ini mau saya tutup, karena dari rumah ke SAH karena indikasi pencemaran, limbah rumah tangga dibuang ke sah. Saya sudah enggak sabar, senin kita tutup, dia harus membuat sendiri septic tank atau sumur peresapan sendiri, kalau enggak nanti mencemari semuanya," tuturnya.

Upaya mengurangi potensi genangan sebenarnya juga sudah dilakukan dengan membersihkan lumpur atau endapan yang ada pada sumur Sistem Pemanfaatan Air Hujan (SPAH). Diterangkan Aki, SPAH yang dibangun pada 2003 kini pun dibersihkan. Hasilnya. Puluhan karung lumpur endapan dalam sumur diangkat untuk memperlancar laju air. "Untuk menghadapi musim penghujan untuk mengurangi genangan seperti di Kusumanegara atau depan BLH itu kami bersihkan lumpurnya. Jadi tenaga kami, tidak terus kami diam mengurangi banjir ini menghadapi sejak awal," tegasnya.

Peran masyarakat terbilang penting dalam menjaga sistem drainase kota dengan tidak membuang limbah yang mampu mencemari atau menyumbat saluran air. Mohon masyarakat saling menjaga inlet, sampah jangan dimasukkan, akhirnya mengendap, genangan tadi cuma pindah, air cuma lewat, inletnya ditutup plastik, banyak di lapangan yang seperti itu," pungkas Aki. Bagi tiap pelanggaran yang ditemukan pihaknya akan melaporkan kepada Satpol PP Kota Jogja untuk dilakukan penindakan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Dipimpin Nana Sudjana, Ini Sederet Penghargaan Yang Diterima Pemprov Jateng

News
| Kamis, 25 April 2024, 17:17 WIB

Advertisement

alt

Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 19:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement