Advertisement
Penjelasan Lengkap BPPTKG Soal Erupsi Merapi yang Semakin Dekat

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA-Erupsi Gunung Merapi berikutnya diprediksi sudah semakin dekat, ditandai dengan semakin intensnya aktivitas vulkanik Gunung Merapi dalam beberapa bulan terakhir. Masyarakat dan instansi terkait harus siapkan strategi mitigasi di tengah stuasi pandemi.
Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), Hanik Humaida, menjelaskan meningkatnya aktivitas vulkanik ini terlihat dari kejadian gempa rata-rata gempa vulkanik dangkal enam kali perhari dan gempa multifase 83 kali per hari.
Advertisement
Kemudian deformasi dari Electronic Distance Measurement (EDM) 2 cm perhari. Pemendekan jarak EDM terukur dari sejumlah pos dan titik ukur di sekeliling Gunung Merapi. “Ini menunnjukkan erupsi berikutnya sudah semakin dekat,” ujarnya dalam Pembukaan Webinar Dasawarsa Merapi 2010, Senin (26/10/2020).
Ia menjelaskan erupsi kali ini merupakan rangkaian erupsi yang panjang, dimulai sejak mei 2018. Rangkaian sudah berlangsung dua tahun lebih, dimana erupsi didominasi gas yang sifatnya eksplosif, tapi dengan indeks eksplosifitas terendah, yakni 1. Tingkat erupsi ini 1/1000 dibanding erupsi 2010.
Berdasarkan data pemantauan, diperkirakan erupsi berikutnya tidak akan sebesar erupsi 2010 dan cenderung mengikuti perilaku erupsi sebelumnya, yakni pada 2006. “Erupsi Merapi adalah keniscayaan, masyarakat sudah beradaptasi. Hidup harmoni dengan Merapi tidak sekadar slogan, namun menjadi bagian pola hidup masyarakat Gunung Merapi,” ungkapnya.
Masyarakat, pemerintah dan instansi terkait kata dia, harus siap hadapi krisis Merapi kedepan, dengan mengambil pelajaran mitigasi erupsi 2010. Dengan belum berakhirnya pandemi covid-19, tentu penanganan bencana sangat berbeda dengan bencana tanpa pandemi.
Informasi harus tetap sampai ke pemangku kepentingan dan masyarakat, dan saat terjadi krisis, operasional penanganan kebencanaan harus berjalan. “Bagaimana data pemantauan harus tersedia secara kontoniu, evaluasi dan analisis data harus tetap bisa dilakukan walapupun kami semua laksanakan WFH [work from home],” ujarnya.
Upaya ini kata dia, harus dilakukan secara komprehensif dan Kerjasama berbagai pihak. Peringatan 2010 ini bisa menjadi upaya minimalisir risiko bencana dengan mitigasi Gunung Merapi melalui berbagai kegiatan yang telah dimulai dari Senin (26/10/2020) sampai Rabu (4/11/2020) mendatang, meliputi webinar, jangongan virtual Merapi, virtual open house, talkshow dan lomba tiktok Dasawarsa Merapi.
Dasawarsa Merapi 2010 merupakan peringatan 10 tahun erupsi Gunung Merapi terbesar sejak 1872. Pada 2010, erupsi Gunung Merapi mencapai indeks eksplosif terbesarnya, yakni 4. Peristiwa itu menurutnya merupakan sejarah penting dan memberi pelajaran berharga dalam pengelolaan bencana Gunung Merapi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Respons KDM Terkait Mantan Pejabat Bank BJB Terlibat Korupsi Sritex
Advertisement

Berikut Sejumlah Destinasi Wisata Berbasis Pedesaan di Bantul
Advertisement
Berita Populer
- Kalurahan Banyuraden Wakili Sleman di Lomba Kalurahan/Kelurahan Tingkat DIY
- Temuan Telur Penyu di Gunungkidul pada Mei ini Rekor Terbanyak Sejak 2021
- Batas Akhir 31 Juli, Capaian PBB P2 di Sleman Baru 42 Persen dari Target Rp80 Miliar
- Dispensasi Perkawinan Masih Ditemukan di Kulonprogo, PA Wates Beberkan Alasannya
- Top Ten News Harianjogja.com, Kamis 22 Mei 2025: Kebakaran Pabrik Garmen, Hasil Tottenham vs MU, hingga Kasus Korupsi di Sritex
Advertisement