Kotabaru Konsisten Kembangkan Lele Cendol dan Lorong Sayur
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA - Lele Cendol dan Lorong Sayur merupakan salah satu program unggulan Pemkot Jogja untuk memberdayakan masyarakat berbasis kelompok warga. Terlebih di masa pandemi Covid-19 ini, kedua kegiatan ini semakin dirasakan manfaatnya.
Salah satu kelurahan yang konsisten mengembangkan Lele Cendol dan Lorong Sayur yakni Kotabaru. Kelurahan yang terletak di jantung Kota Jogja ini saat ini telah berhasil mengembangkan Lele Cendol sebanyak 60 kolam drum, sesuai dengan target Pemkot Jojga.
Advertisement
Lurah Kotabaru, Supardi, menjelaskan saat ini Kelurahan Kotabaru telah memiliki empat kelompok budidaya Lele Cendol yang tersebar di empat RW. “Tambahan tahun ini sebanyak 48 drum sehingga total sudah mencapai target 60 drum,” ungkapnya, Rabu (18/11/2020).
Baca juga: Garin Nugroho hingga Peter Carey Diganjar Anugerah Kebudayaan DIY 2020
Tidak hanya dengan media drum sebagai kolam, di beberapa RW budidaya Lele Cendol juga dikembangkan dengan media lainnya, seperti di RW 2 dengan menggunakan terpal dan RW 4 yang selain menggunakan drum juga menggunakan saluran air mengalir.
Kegiatan Lele Cendol pertama dijalankan di Kelurahan Kotabaru sudah sejak awal 2019 silam. Hingga kini, sudah berkali-kali panen. Pasalnya, budidaya lele membutuhkan waktu sekira tiga bulan mulai dari bibit hingga siap panen.
“Kalau hasil panen untuk mencukupi kebutuhan lingkungan Kotabaru. Lele itu tetap dibeli tetangga, hasil uangnya dikembalikan untuk membeli bibit. Kami belum menjual keluar karena baru mencukupi untuk penambahan gizi masyarakat,” ungkapnya.
Di RW 4 kata dia, budidaya bahkan tidak berhenti di Lele Cendol, tapi juga komoditas ikan lainnya, yakni koi dan cupang. Kedua komoditas ini dijual secara online. Hal ini sesuai dengan yang dihrapkan kelurahan, bahwa program Lele Cendol hanya sebatas pancingan untuk dikembangkan sendiri oleh masyarakat.
“Kalau hasilnya lumayan bagus, masyarakat benar-benar bisa merasakan hasilnya, bisa menjadi hobi. Jangan sampai sudah tidak ada program lalu berhenti ternaknya. Beberapa masyarakat sudah ada yang mandiri, dengan modal di luar anggaran Kelurahan,” katanya.
Sedangkan untuk Lorong Sayur, saat ini Kotabaru memiliki dua kelompok Lorong Sayur, yakni Code Gumregah dan Kompi Bersatu (Kompitu) Hijau. Lorong sayur bukan saja dari kelurahan, tapi juga mendapat dukungan dari swadaya warga dan mahasiswa KKN dari Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa.
Baca juga: Sejumlah ASN Terinfeksi, Gugus Tugas DIY Minta Prokes di Perkantoran Diperketat
Sebelumnya, wakil Walikota Jogja, Heroe Poerwadi, mengatakan dari Lorong Sayur dan Lele Cendol diharapkan dapat meningkatkan produktivitas ekonomi masyarakat. “Khususnya di masa pandemi ini, dimana banyak sektor ekonomi melemah,” ungkapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Libur Natal dan Tahun Baru, Potensi Pergerakan Orang Diprediksi Mencapai 110,67 Juta Jiwa
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Indeks Masih Jomplang, Penguatan Literasi Keuangan Sasar Mahasiswa UGM
- Undangan Memilih Pilkada Gunungkidul Didistribusikan ke 612.421 Warga
- Satu-satunya yang Gelar Kampanye Akbar, Heroe-Pena Gandeng 15.000 Kawula Muda
- Jadwal Terbaru KRL Jogja-Solo Jumat 22 November 2024, Berangkat dari Stasiun Tugu, Lempuyangan dan Maguwo
- Jadwal SIM Keliling di Kulonprogo Jumat 22 November 2024
Advertisement
Advertisement